Selasa, Agustus 5, 2025
28.9 C
Jakarta

Dolar AS Kembali Menguat! Ini yang Mendorong Kenaikannya!

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar AS kembali menguat pada penutupan perdagangan Senin (23/12/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (24/12/2024) WIB. Setelah sempat melemah akibat data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan, dolar kini menunjukkan kekuatan kembali.

Mengutip CNBC International, indeks dolar, yang mengukur nilai tukar dolar terhadap enam mata uang utama dunia, naik 0,24% menjadi 108,05. Angka ini mendekati level tertinggi dalam dua tahun terakhir. Sebelumnya, dolar sempat merosot tajam pada Jumat lalu setelah data inflasi yang meskipun masih di atas target 2% dari Federal Reserve (Fed), ternyata lebih rendah dari ekspektasi pasar.

Menurut Marc Chandler, Chief Market Strategist di Bannockburn Global Forex, New York, perbedaan kebijakan moneter antar bank sentral menjadi faktor utama penguatan dolar kali ini. “Ketika Powell beralih fokus dari pengangguran ke inflasi, itu membingungkan pasar,” ujar Chandler.

Kenaikan dolar juga dipengaruhi oleh keputusan Federal Reserve yang memperkirakan penurunan suku bunga dengan laju lebih hati-hati daripada yang diharapkan pasar. Hal ini membuat dolar dan imbal hasil obligasi AS meroket tajam.

Dolar yang menguat didorong pula oleh langkah legislatif AS yang baru saja mengesahkan anggaran pengeluaran, menghindari potensi penutupan pemerintahan. Selain itu, data ekonomi dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan lonjakan pesanan barang modal pada November, menandakan permintaan yang kuat dan pertumbuhan ekonomi yang solid.

Namun, ada kekhawatiran lain. Indeks kepercayaan konsumen yang dirilis oleh Conference Board turun menjadi 104,7 pada bulan Desember, dari 112,8 pada November. Penurunan ini mencerminkan berkurangnya optimisme setelah pemilu AS dan meningkatnya kekhawatiran tentang kondisi bisnis di masa depan.

Meskipun demikian, pasar memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 33 basis poin pada tahun depan. Ini lebih rendah dari proyeksi Federal Reserve yang memperkirakan dua kali penurunan masing-masing 25 basis poin. Penurunan lebih lanjut dari Fed diperkirakan baru akan terjadi pada Mei 2025.

Di sisi lain, euro terkoreksi 0,2% menjadi US$1,0408, sementara poundsterling juga melemah 0,33% menjadi US$1,2528. Presiden Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde, menyatakan bahwa zona euro semakin dekat dengan pencapaian tujuan inflasi jangka menengah ECB.

Sementara itu, perdagangan dolar diperkirakan tetap sepi di minggu-minggu akhir tahun ini. Dolar juga menguat 0,43% terhadap yen Jepang, mencapai 157,08. Penguatan dolar ini ditambah dengan kebijakan Bank of Japan yang mempertahankan suku bunga stabil, serta pernyataan Gubernur Kazuo Ueda yang mengurangi kemungkinan kenaikan suku bunga Jepang, membuat yen tetap lemah.

Artikel Terkait

74% Emiten Cuan di Semester I 2025, Laba Naik 21%! Sektor Energi Malah Tekor!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Kinerja emiten di pasar modal Indonesia...

Kinerja Impresif Pasca IPO, Laba Bersih DKHH Capai 75% dari Target 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH),...

Dolar Ambruk! Pasar Yakin Suku Bunga AS Bakal Dipangkas Lagi!

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru