STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar AS menguat tajam pada penutupan perdagangan hari Senin (11/11/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (12/11/2024) WIB. Euro terperosok ke level terendah dalam lebih dari enam bulan terhadap dolar. Kekhawatiran pasar mengenai kemungkinan tarif impor AS yang bisa merugikan ekonomi Eropa semakin membebani mata uang Euro.
Mengutip CNBC International, Euro turun 0,7% menjadi US$1,0643, setelah sebelumnya jatuh 0,78% pada hari Jumat. Penurunan ini semakin dalam setelah muncul laporan bahwa Presiden terpilih Donald Trump akan menunjuk Robert Lighthizer, sosok yang dikenal keras dalam kebijakan perdagangan, untuk memimpin kebijakan perdagangan AS. Pasar merespons cepat kabar ini, yang dianggap bisa menekan Euro lebih lanjut.
Indeks dolar AS, yang mengukur nilai dolar terhadap mata uang utama lainnya, menguat 0,56% menjadi 105,59. Angka ini bahkan sempat menyentuh 105,50, level tertinggi sejak Juli. Dalam seminggu terakhir, indeks dolar naik lebih dari 1,5% setelah hasil pemilu AS menunjukkan kemenangan Trump.
Kekhawatiran atas tarif baru yang bisa diberlakukan Trump semakin membayangi pasar. Bipan Rai dari BMO Global Asset Management mengatakan, “Sepertinya pasar semakin memprediksi kebijakan keras Trump, dan dolar menjadi pemenangnya.”
Politik global juga memberi tekanan pada euro. Kanselir Jerman Olaf Scholz memberikan persetujuan untuk pemilihan umum cepat, yang semakin memperburuk sentimen negatif terhadap mata uang Euro.
Pasar memperkirakan langkah-langkah yang akan diambil Trump, seperti tarif dan pemotongan pajak, dapat meningkatkan inflasi dan imbal hasil obligasi. Hal ini diperkirakan akan membatasi ruang gerak Federal Reserve untuk melonggarkan kebijakan, yang pada gilirannya mendukung penguatan dolar.
Dolar juga tercatat menguat 0,79% terhadap yen Jepang, mencapai 153,84, setelah sempat tertekan di level 154,70 akibat risiko intervensi dari Jepang.
Selain itu, pasar masih menunggu apakah kebijakan moneter AS akan terus mendukung penguatan dolar, seiring dengan pelonggaran kebijakan yang diterapkan oleh bank sentral besar lainnya. Citi memperkirakan suku bunga AS akan tetap stabil dalam waktu dekat, meskipun pasar mulai mencermati potensi perubahan besar pada 2025.
Sementara pasar obligasi AS tutup karena hari libur, pasar saham dan futures tetap beroperasi. Di sisi lain, Bitcoin mencatatkan lonjakan fantastis, mencapai rekor baru di atas US$83.000, seiring dengan harapan pasar kripto akan berkembang pesat setelah pemilihan umum AS dan terpilihnya kandidat yang mendukung kripto di Kongres.