STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) Harga dolar AS jatuh pada penutupan perdagangan Rabu (4/12/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (5/12/2024) WIB. Penurunan ini terjadi setelah data ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pelambatan yang jelas. Sementara itu, euro justru menguat meskipun ketegangan politik di Prancis semakin memanas.
Mengutip CNBC International, indeks dolar AS turun 0,1% ke posisi 106,25. Penurunan ini semakin menguatkan prediksi pasar bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan Desember mendatang. Keputusan ini berpotensi membuat dolar semakin melemah.
Di sisi lain, euro menguat 0,1% menjadi US$1,0522 meski Prancis tengah menghadapi ketidakpastian politik. Para anggota parlemen Prancis sedang melakukan pemungutan suara mosi tidak percaya terhadap pemerintah Perdana Menteri Michel Barnier. Meskipun begitu, pasar sudah memperkirakan dampak dari pemungutan suara ini.
Vassili Serebriakov, analis dari UBS, menjelaskan bahwa krisis politik di Prancis bisa memberikan dampak negatif lebih besar terhadap euro. “Ekonomi Eropa lebih lemah dibanding sebelumnya, dan ancaman tarif dari AS memperburuk keadaan,” kata Serebriakov. Eropa juga menghadapi tantangan besar dalam menarik minat investor.
Kabar bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron sedang mempersiapkan pengangkatan perdana menteri baru jika pemerintahannya jatuh semakin memperburuk ketidakpastian politik di zona euro. Hal ini bisa semakin menekan nilai tukar euro yang sudah tertekan.
Komentar dari Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Christine Lagarde, juga memengaruhi pergerakan mata uang. Lagarde menyatakan bahwa ECB akan melanjutkan penurunan suku bunga, meskipun belum ada kepastian mengenai kecepatan penurunan tersebut. Ekonom memperkirakan ECB akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 12 Desember mendatang.
Data ekonomi AS turut berpengaruh terhadap dolar. Laporan ADP menunjukkan lapangan pekerjaan swasta AS bertambah 146.000 pada November, lebih rendah dari perkiraan yang memprediksi 150.000. Penurunan ini semakin memperkuat spekulasi bahwa ekonomi AS mulai melambat.
Sektor jasa AS juga menunjukkan pelemahan. Indeks Manajer Pembelian (PMI) sektor non-manufaktur turun menjadi 52,1, dari 56,0 bulan sebelumnya. Walaupun sektor ini masih berkembang, momentum pertumbuhannya mulai melambat.
Dengan data-data tersebut, peluang penurunan suku bunga 25 basis poin oleh The Fed semakin besar. Pasar memperkirakan kemungkinan 76% penurunan suku bunga pada pertemuan 17-18 Desember mendatang.
Meski dolar AS melemah, won Korea Selatan menguat setelah jatuh tajam pada hari sebelumnya. Penguatan won dipicu oleh dugaan intervensi bank sentral dan janji pemerintah Korea Selatan untuk memberikan dukungan likuiditas “tak terbatas” ke pasar.
Sementara itu, dolar menguat terhadap yen Jepang, naik 0,5% menjadi 150,315. Pedagang mengatakan bahwa Bank Sentral Jepang mungkin telah membantu yen dengan menjual dolar saat pembukaan pasar.