STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar AS melemah pada akhir perdagangan Senin (17/2/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (18/2/2025) WIB. Pelemahan terjadi setelah data ekonomi terbaru menunjukkan perlambatan. Sementara itu, yen Jepang justru menguat setelah rilis data produk domestik bruto (PDB) yang lebih baik dari perkiraan.
Mengutip CNBC International, Yen naik 0.27% ke 151.94 per dolar AS. Kenaikan ini membalikkan pelemahan sebelumnya setelah Jepang melaporkan ekonominya tumbuh lebih cepat dari prediksi pada kuartal IV 2024. Data ini semakin memperkuat spekulasi bahwa Bank of Japan (BOJ) akan menaikkan suku bunga lebih agresif tahun ini.
Para trader kini memperkirakan BOJ akan menaikkan suku bunga hingga 35 basis poin sebelum akhir tahun. Kepala riset Asia-Pasifik di Capital Economics, Marcel Thieliant, menilai BOJ kemungkinan akan melakukan pengetatan kebijakan lebih cepat dari ekspektasi pasar.
Di sisi lain, dolar AS masih kesulitan pulih setelah melemah akibat data penjualan ritel AS yang mengecewakan. Investor juga menyambut baik keputusan Donald Trump untuk menunda kebijakan tarif balasan yang sebelumnya mengkhawatirkan pasar.
Ketegangan geopolitik juga menjadi sorotan. Arab Saudi akan menjadi tuan rumah pembicaraan perdamaian terkait konflik Rusia-Ukraina pekan ini. Namun, belum jelas siapa saja yang akan terlibat dalam perundingan tersebut.
Euro bergerak mendekati level US$1.05 dan terakhir diperdagangkan di US$1.0487. Sementara itu, poundsterling bertahan di US$1.2582 tanpa banyak perubahan.
Indeks dolar AS berada di 106.79 setelah turun 1.2% pada pekan lalu. Senior FX strategist di National Australia Bank, Rodrigo Catril, mengatakan pelemahan dolar AS terjadi akibat kombinasi beberapa faktor, mulai dari optimisme pasar bahwa tarif balasan Trump tidak akan terlalu mengganggu, hingga data ekonomi AS yang semakin menunjukkan tanda-tanda pelemahan.
Di Australia, dolar Australia naik tipis 0.07% ke US$0.6357 menjelang keputusan suku bunga Reserve Bank of Australia (RBA) pada Selasa. Pasar memperkirakan RBA akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, yang menjadi pemangkasan pertama dalam lebih dari empat tahun.
Sementara itu, dolar Selandia Baru naik tipis 0.03% ke US$0.5734 menjelang keputusan kebijakan Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) pada Rabu. Pasar memperkirakan RBNZ akan memangkas suku bunga hingga 50 basis poin.