STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali menguat setelah dolar AS melemah pada penutupan perdagangan Senin (17/2/2025) waktu setempat, atau Selasa pagi (18/2/2025) WIB. Investor kini fokus pada kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump, yang bisa memicu ketegangan dalam perdagangan global.
Mengutip CNBC International, harga emas spot tercatat naik 0.6% ke US$2,899.73 per ons pada pukul 03:13 GMT. Sebelumnya, logam mulia ini sempat mencetak rekor tertinggi di US$2,942.70 pada 11 Februari.
Kontrak emas berjangka AS juga menguat 0.4% ke US$2,912.50 per ons.
Indeks dolar AS berada di dekat level terendah dalam dua bulan terakhir. Para trader menganalisis data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan, yang semakin menekan mata uang tersebut.
Pelemahan dolar membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, mendorong permintaan logam mulia sebagai aset lindung nilai.
Analis senior OANDA untuk Asia Pasifik, Kelvin Wong, mengatakan ketidakpastian terkait kebijakan tarif Trump ikut menopang harga emas. Pasar masih menunggu kejelasan bagaimana Trump akan bernegosiasi dengan mitra dagang utama.
Pada Jumat, Trump kembali mengancam akan mengenakan tarif impor mobil mulai 2 April. Langkah ini berpotensi memicu perang dagang baru yang bisa mengguncang pasar global.
Sementara itu, pejabat tinggi pemerintahan Trump dijadwalkan menggelar pembicaraan damai dengan Rusia dan Ukraina di Arab Saudi dalam beberapa hari ke depan.
Analis KCM Trade, Tim Waterer, menilai jika pembicaraan damai AS-Rusia meningkatkan peluang kesepakatan mengakhiri perang, permintaan emas sebagai aset safe-haven bisa berkurang.
Namun, dengan risiko tarif dan inflasi yang masih menjadi perhatian, emas masih berpotensi menguat meskipun arus investasi ke aset safe-haven berkurang.
Selain emas, harga perak juga naik 0.9% ke US$32.41 per ons, setelah menyentuh level tertinggi sejak 31 Oktober 2024.
Platinum ikut menguat 0.8% ke US$986.85, sementara palladium melonjak 2% ke US$980.70.