STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat tajam pada penutupan perdagangan Rabu (23/4/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (24/4/2025) WIB. Penguatan ini terjadi setelah pasar mulai berharap akan meredanya ketegangan dagang antara AS dan China, serta mundurnya Presiden Donald Trump dari ancaman untuk memecat Ketua The Fed, Jerome Powell.
Mengutip CNBC International, dolar AS sempat tertekan beberapa pekan terakhir karena sentimen negatif terhadap kebijakan dagang Trump yang dinilai bisa merusak ekonomi Negeri Paman Sam. Namun, kabar terbaru dari Gedung Putih langsung mengubah arah pasar.
Trump menyampaikan bahwa ia tidak berniat memecat Jerome Powell. āSaya tidak berniat memecatnya,ā kata Trump kepada wartawan di Gedung Oval. āSaya hanya ingin melihat dia lebih aktif dalam menurunkan suku bunga.ā
Pernyataan ini memberi angin segar bagi pelaku pasar. Nilai dolar langsung melonjak terhadap euro, franc Swiss, dan yen Jepang.
Indeks dolar AS sempat melonjak saat sesi perdagangan Asia dimulai, lalu stabil di angka 99,86 atau naik 0,297%.
Menurut Helen Given, Direktur Perdagangan di Monex USA, pasar menyambut baik kabar bahwa kedua negara besar itu berpeluang membuka diskusi dagang. āOrang-orang, secara umum, merasa sangat lega melihat adanya potensi pembicaraan antara kedua negara, dan kita bisa lihat dampaknya langsung di pasar,ā ujarnya.
Sumber yang dekat dengan Gedung Putih menyebut, pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan untuk menurunkan tarif impor barang dari China, meskipun keputusan apa pun tidak akan diambil secara sepihak.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent juga menyampaikan pandangan serupa. Ia mengatakan ketegangan dagang antara AS dan China bisa mereda, dan kesepakatan dagang yang tercapai dapat memangkas tarif secara signifikan.
Meski begitu, dolar AS masih belum sepenuhnya keluar dari tekanan. Terhadap euro, dolar menguat 0,86% ke US$1,132. Nilai ini turun dari level tertinggi sebelumnya yang sempat menyentuh US$1,15.
Di sisi lain, dolar menguat 1,27% terhadap yen Jepang ke level 143,435. Terhadap franc Swiss, dolar naik 1,32% ke posisi 0,8298.
Namun, posisi dolar masih belum jauh dari level terendah dalam beberapa tahun terakhir terhadap euro dan franc, serta tujuh bulan terendah terhadap yen.
Nicholas Rees, Kepala Riset Makro di Monex Europe, memperkirakan volatilitas dolar akan terus berlanjut. āKami melihat ini akan jadi pola ke depan. Akan ada guncangan yang menekan dolar, lalu pemulihan sesaat. Tapi dolar tidak akan kembali ke posisi tertingginya,ā ujarnya. āPasar tidak percaya pada Donald Trump.ā
Sementara itu, dari dunia kripto, harga bitcoin ikut melonjak lebih dari 2% ke level US$93.705. Ini adalah kali pertama bitcoin menembus angka US$90.000 sejak Maret lalu.
Pasar kini masih mencermati arah kebijakan Trump, termasuk soal tarif impor. Di awal bulan, Trump sempat menetapkan pajak impor dasar sebesar 10% dan lebih tinggi untuk puluhan negara. Namun, tarif yang lebih tinggi itu ditunda selama 90 hari agar negara-negara tersebut bisa bernegosiasi.
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan bahwa sejauh ini ada 18 negara yang telah mengajukan proposal. Tim negosiator perdagangan Trump dijadwalkan bertemu dengan 34 negara pekan ini untuk membahas tarif lebih lanjut.