STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan Selasa (11/11) waktu setempat atau Rabu pagi (12/11/2025) WIB. Indeks Dow Jones Industrial Average mencetak rekor penutupan tertinggi, sementara Nasdaq Composite melemah karena investor memindahkan dana dari saham teknologi ke sektor dengan valuasi lebih murah.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York menguat 559,33 poin atau 1,18% menjadi 47.927,96. Indeks S&P 500 (SPX) juga naik tipis 14,18 poin atau 0,21% ke level 6.846,61. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, justru melemah 58,87 poin atau 0,25% dan berakhir di 23.468,30.
Sektor teknologi menjadi pemberat utama pasar. Saham CoreWeave, penyedia infrastruktur cloud berbasis kecerdasan buatan (AI), anjlok lebih dari 16% setelah proyeksi keuangannya mengecewakan investor. Saham Nvidia juga merosot sekitar 3% usai SoftBank menjual seluruh kepemilikannya di perusahaan tersebut senilai lebih dari US$5 miliar.
“Perusahaan teknologi ini memang mesin penghasil uang,” ujar Bill Fitzpatrick, Manajer Portofolio Logan Capital Management, kepada CNBC. “Mereka luar biasa, tapi titik awal valuasi sangat penting. Dengan harga sekarang, sedikit kabar negatif saja bisa mengubah sentimen pasar dan mendorong investor beralih ke saham bernilai.”
Menurut Fitzpatrick, indeks S&P 500 kini diperdagangkan di atas 20 kali pendapatan, terutama karena pengaruh kelompok ‘Magnificent Seven’ dan saham teknologi besar lainnya. Ia menilai masih banyak saham yang tertinggal dalam reli pasar. “Kalau nanti ada sedikit perlambatan dalam belanja modal beberapa tahun ke depan, itu bisa jadi tanda pasar bergerak terlalu cepat,” ujarnya.
Penurunan saham AI membuat Nasdaq melemah sekitar 1% sepanjang bulan ini. Beberapa saham besar seperti Micron Technology, Oracle, dan Palantir Technologies ikut terkoreksi. Micron turun hampir 5%, Oracle turun 2%, dan Palantir lebih dari 1%. Dana Technology Select Sector SPDR (XLK) yang melacak sektor teknologi S&P 500 juga turun sekitar 1%.
Sentimen pasar semakin tertekan setelah laporan ADP menunjukkan penciptaan lapangan kerja sektor swasta turun lebih dari 11.000 per minggu selama empat pekan yang berakhir pada 25 Oktober. Data ini berlawanan dengan laporan sebelumnya yang menunjukkan peningkatan tenaga kerja, menandakan mulai ada pelemahan di pasar kerja AS.
Perdagangan Selasa ini terjadi sehari setelah ketiga indeks utama Wall Street kompak menguat, didorong optimisme atas berakhirnya potensi penutupan pemerintahan AS. Senat pada Senin malam meloloskan rancangan undang-undang untuk mengakhiri kebuntuan anggaran dan mengirimkannya ke DPR.
Fitzpatrick menilai ketidakpastian politik masih menjadi risiko utama bagi pasar global. “Ada harga yang harus dibayar akibat disfungsi politik, bukan hanya di AS tapi juga di banyak negara,” katanya. “Mungkin kita akan mendapatkan resolusi, tapi polarisasi masih kuat, dan itu seharusnya mendorong investor fokus pada saham dengan fundamental yang lebih baik.”
