Minggu, Agustus 10, 2025
33.9 C
Jakarta

Gawat! Harga Minyak Dunia Turun Lagi, Negosiasi AS-China Bikin Pasar Ketar-Ketir

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia tergelincir pada penutupan perdagangan Selasa (10/6/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (11/6/2025) WIB. Investor masih mencermati arah pembicaraan dagang antara Amerika Serikat dan China.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah berjangka Brent turun 17 sen atau 0,25% ke level US$66,87 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 31 sen atau 0,47% dan ditutup di US$64,98 per barel, di New York Mercantile Exchange.

Sentimen pasar masih dipengaruhi pertemuan dagang antara kedua negara adidaya yang berlangsung di London untuk hari kedua. Menteri Perdagangan Amerika Serikat Howard Lutnick menyatakan pembicaraan berjalan cukup baik.

“Ada optimisme seputar pembicaraan ini; pasar masih menunggu hasilnya, dan itu yang saat ini menopang harga,” ujar Harry Tchilinguirian, kepala riset di Onyx Capital.

Di sisi pasokan, laporan Reuters menyebutkan bahwa Saudi Aramco akan mengirim sekitar 47 juta barel minyak ke China pada Juli. Jumlah itu turun 1 juta barel dibanding kuota pada Juni.

Menurut Tchilinguirian, hal ini bisa menjadi sinyal awal bahwa pelonggaran pemangkasan produksi OPEC+ mungkin tidak akan menambah pasokan secara signifikan.

OPEC+, yang terdiri dari negara-negara anggota OPEC dan sekutunya seperti Rusia, sebelumnya telah merencanakan kenaikan produksi sebesar 411.000 barel per hari pada Juli. Ini menjadi kenaikan keempat berturut-turut sejak Maret.

Namun, survei Reuters mengungkapkan peningkatan produksi OPEC pada Mei masih terbatas. Irak, sebagai produsen terbesar kedua setelah Arab Saudi, justru memompa di bawah target untuk menutup kelebihan produksi sebelumnya. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab juga menaikkan produksi lebih kecil dari yang dijanjikan.

Dari Iran, pemerintah setempat menyatakan akan segera mengajukan kontra-proposal atas tawaran nuklir dari Amerika Serikat. Iran menilai tawaran tersebut “tidak dapat diterima”.

Ketegangan soal kesepakatan nuklir ini menambah ketidakpastian pasar. Jika sanksi AS terhadap Iran dilonggarkan, negara itu bisa kembali mengekspor lebih banyak minyak, yang bisa menekan harga.

Iran merupakan produsen minyak terbesar ketiga di OPEC setelah Arab Saudi dan Irak.

Sementara itu, di Eropa, Komisi Eropa mengusulkan paket sanksi ke-18 terhadap Rusia. Sanksi ini menyasar pendapatan energi, sektor perbankan, dan industri militer Moskow.

Rusia adalah produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia pada 2024 setelah AS. Jika sanksi semakin ketat, suplai dari Rusia bisa semakin terbatas dan berpotensi mendukung harga minyak.

Di sisi lain, pasar juga menanti data persediaan minyak dari American Petroleum Institute (API) dan Badan Informasi Energi AS (EIA) yang akan dirilis Selasa dan Rabu waktu setempat.

Analis memperkirakan ada tambahan sekitar 0,1 juta barel ke dalam cadangan minyak AS pada pekan yang berakhir 6 Juni. Jika benar, ini akan menjadi kenaikan pertama dalam tiga minggu terakhir.

Sebagai perbandingan, pada pekan yang sama tahun lalu, cadangan minyak naik 3,7 juta barel. Rata-rata kenaikan dalam lima tahun terakhir berkisar 2,8 juta barel.

Artikel Terkait

Harga Emas Meroket Sentuh Level Tertinggi 2 Minggu, Investor Cari Aman!

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia ditutup menguat pada akhir...

Harga Minyak Turun Tipis, Pasar Tunggu Pertemuan Trump-Putin

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia bergerak turun...

Harga Emas Dunia Turun Tipis, Investor Ambil Untung Jelang Keputusan Trump Soal The Fed

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia ditutup melemah tipis pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru