Sabtu, November 1, 2025
28.9 C
Jakarta

Laba Astra International Menyusut Jadi Rp24,5 Triliun pada Kuartal III 2025, Ternyata Ini Penyebabnya!.

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Astra International Tbk (ASII) mencatat laba bersih sebelum memperhitungkan penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina sekitar Rp24,7 triliun pada kuartal III 2025. Angka ini menyusut 5,8% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp26,2 triliun.

Setelah penyesuaian nilai wajar atas investasi di kedua entitas tersebut, laba bersih konsolidasian ASII yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp24,5 triliun. Capaian ini turun 5,4% ketimbang periode yang sama tahun 2024 sekitar Rp25,9 triliun.

Dari sisi per saham, laba bersih tanpa penyesuaian nilai wajar turun 6% menjadi Rp609 dari sebelumnya Rp647. Adapun laba bersih per saham dengan penyesuaian menurun 5% menjadi Rp605 dibandingkan Rp639.

Jika dilihat per divisi, bisnis otomotif dan mobilitas masih menjadi kontributor utama dengan laba bersih Rp8,82 triliun, naik tipis 1% dari Rp8,74 triliun pada tahun 2024. Segmen jasa keuangan juga mencatatkan kenaikan 8% menjadi Rp6,73 triliun dibanding Rp6,23 triliun pada tahun lalu.

Namun, divisi alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi mengalami penurunan signifikan sebesar 26%, dari Rp9,57 triliun menjadi Rp7,04 triliun. Sementara itu, sektor agribisnis justru mencatat kenaikan laba cukup tinggi sebesar 34% menjadi Rp853 miliar dari Rp638 miliar.

Divisi infrastruktur juga tumbuh 28% dengan laba bersih Rp935 miliar, sedangkan teknologi informasi naik 20% menjadi Rp139 miliar. Sektor properti mencatatkan pertumbuhan stabil sebesar 1% menjadi Rp164 miliar.

Presiden Direktur Astra, Djony Bunarto Tjondro, menjelaskan penurunan laba terutama disebabkan oleh harga batu bara yang lebih rendah. “Laba Grup selama sembilan bulan pertama tahun 2025 mengalami penurunan terutama disebabkan harga batu bara yang lebih rendah. Kontribusi yang solid dari bisnis-bisnis lainnya turut mendukung resiliensi kinerja Grup, dan kami perkirakan kinerja tahun 2025 masih akan sejalan dengan tren kinerja Grup saat ini,” ujarnya dalam siaran pers, di Jakarta, ditulis Sabtu (1/11/2025).

Ia menegaskan Astra tetap menjaga kinerja keuangan secara disiplin di tengah tantangan pasar. “Kami tetap fokus untuk menjaga disiplin keuangan dan keunggulan operasional, serta memanfaatkan kekuatan neraca keuangan kami untuk menangkap peluang pertumbuhan dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham,” kata Djony.

Pendapatan bersih konsolidasian Astra pada sembilan bulan pertama tahun ini mencapai Rp243,6 triliun, turun 1% dibandingkan Rp246,3 triliun pada periode yang sama tahun 2024.

Kinerja grup secara keseluruhan masih dipengaruhi oleh lemahnya harga batu bara yang menekan kontribusi sektor pertambangan dan jasa penambangan. Kondisi ini sebagian tertolong oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pertambangan emas, jasa keuangan, agribisnis, dan infrastruktur. Sementara itu, kinerja otomotif tercatat stabil.

Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 6% menjadi Rp227,1 triliun per 30 September 2025, dari Rp213,7 triliun pada akhir 2024. Nilai aset bersih per saham juga naik 6% menjadi Rp5.609 dari Rp5.277.

Kas bersih (tidak termasuk anak usaha jasa keuangan) mencapai Rp13,4 triliun pada 30 September 2025, meningkat dari Rp8 triliun pada 31 Desember 2024. Di sisi lain, utang bersih anak usaha di segmen jasa keuangan naik menjadi Rp64,6 triliun dari Rp60,2 triliun.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Divisi Bisnis Batu Bara Astra Lesu, Tapi Penjualan Emas Justru Melesat!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Astra International Tbk (ASII) melaporkan...

Laba Segmen Jasa Keuangan Astra International Tumbuh 8% jadi Rp6,73 Triliun Triwulan III 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Astra International Tbk (ASII) mencatat...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru