STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali ambles pada akhir perdagangan rabu (22/10/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (23/10/2025) WIB. Penurunan ini terjadi karena investor ramai-ramai melakukan aksi ambil untung. Investor memilih menjual emas untuk mengamankan keuntungan setelah harga logam mulia itu sempat naik tajam dalam beberapa pekan terakhir.
Mengutip CNBC International, kontrak berjangka emas (gold futures) anjlok US$43,70 atau 1,06% dan ditutup di level US$4.065,40 per ons. Saham emiten tambang emas seperti Barrick Gold juga ikut melemah lebih dari 1%.
Penurunan ini memperpanjang tren aksi jual besar yang terjadi sehari sebelumnya. Pada Selasa, harga emas sempat merosot 5,74% dan berakhir di level US$4.109,10 per ons — menjadi penurunan harian terbesar sejak 2013. Aksi jual dua hari berturut-turut ini terjadi setelah harga emas sempat menembus rekor tertinggi US$4.398 per ons pada perdagangan Senin.
Analis UBS menilai tidak ada faktor makroekonomi atau geopolitik besar yang memicu pelemahan harga emas pekan ini. “Jika melihat penyesuaian posisi investor non-komersial, penurunan ini sebagian besar bersifat teknikal,” tulis tim analis UBS yang dipimpin Wayne Gordon kepada klien, Rabu.
Gordon menjelaskan, dengan momentum harga yang mulai melambat dan volatilitas opsi yang meningkat, banyak investor spekulatif memilih untuk mengamankan keuntungan mereka.
Meski melemah dua hari beruntun, harga emas masih mencatat kenaikan lebih dari 50% sepanjang tahun ini dan hampir 5% dalam sebulan terakhir.
UBS menilai faktor fundamental yang menopang penguatan harga emas sejak awal tahun masih cukup kuat. Beberapa di antaranya adalah tekanan inflasi, kenaikan tarif impor, ancaman terhadap independensi Federal Reserve, serta ketidakstabilan politik di Amerika Serikat.
“Menurut kami, terlalu dini untuk bersikap negatif terhadap emas. Reli ini hanya sedang berhenti sejenak,” tulis Gordon.
