Senin, Oktober 13, 2025
29.3 C
Jakarta

Harga Emas Dunia Tembus Lagi di Atas US$4.000 per Ounce Usai Trump Ancam China

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali melonjak menembus level US$4.000 per ounce pada penutupan perdagangan Jumat (10/10/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (11/10/2025) WIB. Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran pasar setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif baru terhadap produk asal China.

Mengutip CNBC International, emas spot naik 0,8% menjadi US$4.007,39 per ounce pada pukul 11.18 waktu New York (15.18 GMT). Logam mulia itu telah menguat 3,2% sepanjang pekan ini. Kontrak berjangka emas Amerika Serikat untuk pengiriman Desember juga naik 1,3% ke posisi US$4.024,40 per ounce.

Emas yang tidak memberikan imbal hasil tetap menjadi aset favorit saat ketidakpastian meningkat. Logam mulia ini sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level US$4.059,05 pada Rabu lalu.

Kenaikan harga emas didorong oleh meningkatnya risiko geopolitik, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, arus masuk dana ke reksa dana berbasis emas, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (The Fed).

Trump menulis di platform Truth Social, “Tidak ada alasan untuk bertemu dengan Presiden Xi di Korea Selatan dalam dua minggu.” Ia menambahkan, “Kami sedang menghitung peningkatan besar tarif atas produk China yang masuk ke Amerika Serikat.”

Pernyataan itu langsung membuat harga saham anjlok dan mendorong lonjakan harga emas. “Memanaskan kembali perang dagang akan menekan dolar dan menjadi kabar baik bagi aset-aset aman seperti emas,” ujar Tai Wong, analis logam independen.

Selain ketegangan dagang, pasar juga mencermati potensi runtuhnya pemerintahan Prancis serta kebuntuan politik di Amerika Serikat akibat penutupan sebagian pemerintahan (shutdown).

Investor kini memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin masing-masing pada Oktober dan Desember. Langkah itu diperkirakan memberi dorongan tambahan bagi harga emas.

Meski begitu, beberapa analis menilai kenaikan cepat harga emas dalam beberapa pekan terakhir bisa memicu koreksi jangka pendek. “Secara keseluruhan, ada risiko penurunan harga dalam waktu dekat mengingat kenaikan yang begitu cepat. Namun dalam beberapa tahun ke depan, harga emas kemungkinan akan terus naik,” kata Hamad Hussain, ekonom iklim dan komoditas di Capital Economics.

Kenaikan harga emas juga diperkuat oleh pelemahan dolar AS sebesar 0,6%, yang membuat logam mulia lebih murah bagi pembeli di luar negeri.

Tak hanya emas, perak juga ikut menguat. Harga perak naik 2,2% ke US$50,21 per ounce setelah sehari sebelumnya mencetak rekor di US$51,22. Sepanjang tahun ini, harga perak sudah melesat 70%. Kontrak berjangka perak untuk pengiriman Desember 2025 diperdagangkan di US$48,03 per ounce.

“Backwardation pada perak adalah sinyal kuat — permintaan fisik sedang menghancurkan pasokan di pasar berjangka,” kata Alex Ebkarian, Chief Operating Officer Allegiance Gold. “Jika kondisi ini bertahan dan permintaan terus meningkat, harga perak bisa menembus dan bertahan di atas US$50 dengan sangat realistis,” ujarnya.

Backwardation sendiri adalah kondisi ketika harga di pasar spot lebih tinggi dibandingkan harga di pasar berjangka, menandakan tingginya permintaan fisik terhadap komoditas tersebut.

Artikel Terkait

Harga Minyak Dunia Ambles 4% Usai Trump Ancam Kenaikan Tarif untuk China

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak dunia merosot tajam pada...

LPEM FEB UI Ungkap Potensi Kripto Dongkrak Ekonomi Nasional

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas...

Harga Minyak Dunia Turun Lebih dari 1,5% Usai Israel dan Hamas Sepakat Gencatan Senjata

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak dunia melemah lebih dari...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru