STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia meroket pada penutupan perdagangan Senin (3/6/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (4/6/2024) WIB. Data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan memperkuat harapan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga akhir tahun ini. Hal ini membuat dolar dan imbal hasil obligasi AS turun.
Mengutip CNBC International, harga emas spot naik 0,9% menjadi US$2.348,06 per ons. Sebelumnya, emas mencatat kenaikan 2% bulan lalu. Pada 20 Mei, harga emas mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di US$2.449,89 per ons. Kontrak berjangka emas AS juga naik sekitar 1% menjadi US$2.368,60 per ons.
David Meger, direktur investasi alternatif dan perdagangan di High Ridge Futures, menyatakan kenaikan harga emas ini didorong oleh ekspektasi kuat akan pemotongan suku bunga oleh The Fed pada akhir tahun ini. “Kami mengalami sedikit penurunan sebelumnya, yang lebih tepat disebut sebagai konsolidasi. Namun, bias positif tetap kuat karena harapan pemotongan suku bunga,” ujar Meger.
Data menunjukkan aktivitas manufaktur AS melambat untuk bulan kedua berturut-turut pada Mei. Pengeluaran konstruksi AS juga turun tak terduga untuk bulan kedua berturut-turut pada April, terutama pada aktivitas non-residensial.
Dolar AS jatuh ke level terendah dalam tiga minggu terhadap mata uang lainnya, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang asing. Sementara itu, imbal hasil obligasi Treasury AS turun ke level terendah dalam dua minggu setelah data manufaktur yang lemah.
Data pada hari Jumat menunjukkan inflasi AS stabil pada April, mengindikasikan rencana pemotongan suku bunga oleh bank sentral AS masih tetap berjalan.
Para investor saat ini memperkirakan ada sekitar 59% kemungkinan pemotongan suku bunga oleh The Fed pada bulan September, menurut alat CME FedWatch. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang emas yang tidak menghasilkan bunga.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa diperkirakan hampir pasti akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin menjadi 3,75% pada hari Kamis. Hal ini menjadikannya bank sentral utama pertama yang memangkas suku bunga dalam siklus ini.
Investor kini menantikan laporan ketenagakerjaan ADP pada hari Rabu dan data penggajian non-pertanian AS yang akan dirilis pada hari Jumat.