STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas kembali merosot tajam pada penutupan perdagangan Kamis (19/12/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (20/12/2024) WIB. Meskipun sempat naik sedikit, data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan memicu kepanikan di pasar. Hal ini membuat para investor ragu dengan kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) ke depan.
Mengutip CNBC International, harga emas spot sempat naik 0,2% menjadi US$2.592,39 per ons. Namun, kontrak emas berjangka AS malah anjlok 1,7% menjadi US$2.607,50 per ons.
Data menunjukkan ekonomi AS tumbuh lebih cepat pada kuartal ketiga. Klaim pengangguran juga turun lebih dari perkiraan. Ini menandakan ekonomi AS tetap solid dan menambah kekhawatiran bahwa inflasi masih menjadi ancaman besar.
“Data ini memperkuat pandangan bahwa The Fed akan tetap berhati-hati dalam melonggarkan kebijakan tahun depan,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities. Menurutnya, situasi ini kurang menguntungkan bagi emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Tak hanya itu, harga emas sempat turun lebih dari 2% hingga mencapai level terendah dalam sebulan. Namun, penurunan ini justru menarik investor jangka panjang untuk membeli, dan harga emas kembali naik 1,5% di awal sesi perdagangan.
“Penurunan harga emas ini menjadi peluang emas bagi investor jangka panjang. Masalah utang, potensi shutdown pemerintah, dan upaya penghematan anggaran membuat emas tetap menarik sebagai aset lindung nilai,” ujar Alex Ebkarian, COO Allegiance Gold.
Selain itu, dolar AS yang menguat ke level tertinggi dalam dua tahun menambah tekanan pada harga emas. Mata uang yang lebih kuat membuat emas jadi lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lain.
Pasar kini menanti data inflasi inti PCE yang akan dirilis pada Jumat. Data ini sangat penting bagi The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga dan arah perekonomian AS.
Selain emas, harga logam mulia lainnya juga tertekan. Perak turun 1,4% menjadi US$28,95 per ons. Sementara itu, platinum hanya naik tipis 0,1% menjadi US$920,55 per ons, dan palladium mencatat kenaikan 0,5% menjadi US$907,68 per ons.