STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia melonjak signifikan pada penutupan perdagangan Selasa (21/1/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (22/1/2025) WIB. Harga logam mulia ini meroket mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua bulan. Hal ini dipicu oleh pelemahan dolar AS dan ketidakpastian kebijakan Presiden Donald Trump. Kondisi ini membuat banyak investor beralih ke emas sebagai aset aman.
Mengutip CNBC International, harga emas spot naik 1,3% menjadi US$2.742,57 per ons, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa di US$2.790,15 pada Oktober lalu. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS juga menguat 0,3% menjadi US$2.757,80.
Dolar AS turun 0,9%, mencapai level terendah dalam dua minggu terakhir. Pelemahan dolar ini membuat emas lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lain.
Menurut analis, lonjakan harga emas ini dipicu oleh ketidakpastian terkait ancaman tarif baru yang diusulkan Trump. “Hari ini pasar bergerak karena ketidakpastian terkait tarif global yang direncanakan Trump,” kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.
Trump, yang baru saja dilantik, belum memberikan rincian lengkap tentang tarif atau biaya tambahan pada mitra dagang utama seperti Kanada dan Meksiko. Namun, ia mengisyaratkan tarif ini bisa diberlakukan mulai 1 Februari mendatang.
Pada awal pemerintahannya di tahun 2017, harga emas naik 13% yang merupakan kenaikan tahunan terbaik dalam tujuh tahun terakhir. Ketidakpastian ekonomi dan geopolitik menjadikan emas sebagai pilihan investasi yang aman.
Namun, kebijakan Trump yang cenderung inflasioner bisa memaksa Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama. Suku bunga tinggi seringkali menurunkan daya tarik emas karena aset ini tidak memberikan imbal hasil.
Pasar juga menunggu rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan data Personal Consumption Expenditure (PCE) pekan depan. “Meski tidak ada ekspektasi tindakan besar dari The Fed, pernyataan kebijakan mereka akan menjadi perhatian utama untuk sisa tahun ini,” ujar Peter Grant, analis logam senior di Zaner Metals.