Rabu, Desember 24, 2025
30.2 C
Jakarta

Harga IPO Cipta Sarana Medika Dibanderol Rp132 per Saham, Valuasi Positif

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH) membanderol saham perdana (IPO) di harga Rp132 per saham yang merupakan batas atas pada rentang harga yang ditawarkan dalam bookbuilding, yakni Rp100-132 per saham.

Jumlah  saham DKHH yang ditawarkan Perseroan kepada publik sebanyak 530 juta saham atau 20,78% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Sehingga, total nilai emisi tersebut mencapai Rp69,90 miliar.

Mayoritas dana IPO akan digunakan untuk ekspansi bisnis perseroan, khususnya untuk pengembangan salah satu rumah sakit milik DKHH yang ada di Sukabumi, yakni RS DKH Cibadak. Selain RS DKH CIbadak, perseroan juga mengelola dua rumah sakit lainnya, yakni RS DKH Kedungwaringin dan DKH Sukatani yang sama-sama berlokasi di Kabupaten Bekasi.

Rincian penggunaan dana IPO perseroan adalah, sekitar Rp40,76 miliar akan digunakan untuk pembangunan gedung baru di sekitar area rumah sakit DKH Cibadak. Perseroan akan membangun gedung lima lantai yang akan menyediakan sejumlah fasilitas, di ataranya fasilitas poliklinik, rawat inap eksekutif serta penyediaan rawan inap KRIS atau Kelas Rawat Inap Standar yang merupakan sistem baru yang menyamaratakan pelayanan rawat inap tanpa membedakan kelas peserta BPJS.

Manajemen DKHH menyebutkan bahwa saat ini, tingkat utilisasi layanan poliklinik DKH CIbadak telah mencapai sekitar 80%, sedangkan layanan rawat inap eksekutif memiliki tingkat utilisasi sekitar 82%, yang mencerminkan tingginya kebutuhan akan perluasan fasilitas rawat jalan dan rawat inap.

Selanjutnya, perseroan juga akan menggunakan sekitar Rp3,62 miliar dana IPO untuk belanja modal berupa pembelian CT-Scan serta alat medis dan non-medis yang akan digunakan RS DKH Cibadak. Kemudian, sekitar Rp612 juta dialokasikan untuk merenovasi RS DKH Cibadak yang ada saat ini.

Sisanya, akan dipakai untuk modal kerja termasuk namun tidak terbatas pada biaya pemasaran dalam rangka peningkatan branding Perseroan serta pembayaran vendor obat atau farmasi dengan mekanisme pembelian secara Purchase Order (PO).

Selain saham baru, perseroan juga akan menerbitkan  sebanyak 265 juta waran atau 13,12% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dengan rasio 2:1. Itu berarti, setiap dua saham baru milik investor berhak memperoleh 1 waran dengan harga pelaksanaan Rp155 per waran. Jika seluruh waran dieksekusi, maka perseroan berpotensi mendapatkan tambahan modal maksimal Rp41,07 miliar. Periode penawaran umum dimulai hari ini, 2 Mei 2025 dan akan berakhir pada 6 Mei 2025. Pencatatan saham dan waran DKHH di Bursa Efek Indonesia (BEI) dilakukan pada 8 Mei 2025.

Lebih lanjut, manajemen DKHH mengungkapkan, dengan menggunakan laba bersih periode 31 Oktober 2024, maka penetapan harga saham IPO DKHH mencerminkan price to earning ratio (PER) sebesar 34,02x dan nilai buku atau price to book value (PBV) sebesar 2,07x.

Jika dibandingkan dengan PER dan PBV rata-rata perusahaan publik tercatat di industri sejenis yang masing-masing mencapai 231,02x dan 2,22x pada periode yang sama, maka PER dan PBV DKHH lebih rendah, jadi, valuasi saham DKHH cukup menarik dibandingkan perusahaan sejenis yang listing di BEI.

Pada Januari-Oktober 2024, perseroan membukukan kenaikan pendapatan sebesar 15,68% menjadi Rp126,03 miliar seiring dengan bertambahnya jumlah fasilitas tempat tidur (bed) dan fasilitas kamar. Namun, dengan ekspansi yang dilakukan, perseroan harus membayar bunga pinjaman lebih tinggi sehingga menyebabkan laba tahun berjalan turun dari Rp5,33 miliar jadi Rp2,17 miliar.

Manajemen DKHH akan terus melakukan ekspansi mengingat prospek usaha rumah sakit secara global dinilai sangat menjanjikan. Hal ini seiring terjadinya pertumbuhan populasi dan penuaan penduduk.

Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), populasi dunia diperkirakan mencapai 9,7 miliar pada tahun 2050, dengan proporsi penduduk usia 65 tahun ke atas yang meningkat signifikan. Kondisi ini akan mendorong permintaan perawatan kesehatan. Selain itu, upaya pemerintah terus memperluas cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS Kesehatan akan berdampak signifikan bagi emiten rumah sakit yang memiliki porsi pasien BPJS besar.

Belum lagi, penetrasi asuransi kesehatan swasta yang meningkat turut berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan emiten rumah sakit yang melayani pasien kelas menengah ke atas. Saat ini, DKHH Hospital Groups melayani kedua sistem pelayanan, yakni BPJS Kesehatan dan asuransi. (konrad)

- Advertisement -

Artikel Terkait

Buat Modal Kerja, Buana Finance Tarik Kredit Rp100 Miliar dari Bank OCBC NISP

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Buana Finance  Tbk (BBLD) menandatangani perjanjian kredit...

Jelang Natal, IHSG Kembali Turun 0,55% ke 8.537,911 Terbebani Sederet Saham Ini

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Meski dibuka menguat di level 8.597,388, Indeks Harga...

BEI Cabut Suspensi Tiga Saham, Investor Bisa Transaksi Lagi Mulai 29 Desember

JAKARTA, STOCKWATCH.ID — Bursa Efek Indonesia (BEI) membawa kabar...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru