STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan tajam pada penutupan perdagangan Jumat (21/2/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (22/2/2025) WIB.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) anjlok US$2,08 atau 2,87%, menjadi US$70,40 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent, turun sebesar US$2,05 atau 2,68%, mencapai US$74,43 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Penurunan ini juga mencatatkan kerugian mingguan, dengan Brent turun 0,4% dan WTI melemah 0,5% sepanjang pekan lalu.
Analis pasar, John Kilduff dari Again Capital di New York, menyebut suasana pasar cenderung menghindari risiko. Hal ini dipengaruhi oleh meredanya ketegangan di Timur Tengah, terutama setelah gencatan senjata di Gaza yang masih berlangsung.
Selain itu, peningkatan stok minyak mentah AS turut membebani harga. Menurut laporan Badan Informasi Energi AS, peningkatan stok ini terjadi akibat pemeliharaan musiman di kilang yang mengurangi proses pengolahan.
Di sisi lain, jumlah rig minyak dan gas di AS meningkat untuk minggu keempat berturut-turut, mencapai level tertinggi sejak Juni. Perusahaan jasa energi Baker Hughes melaporkan penambahan empat rig, menjadikan totalnya 592 pada pekan yang berakhir 21 Februari.
Meskipun demikian, kekhawatiran terhadap gangguan pasokan membatasi penurunan harga lebih lanjut. Rusia melaporkan bahwa aliran minyak melalui Konsorsium Pipa Kaspia berkurang 30-40% pada Selasa setelah serangan drone Ukraina. Namun, aliran minyak dari ladang Tengiz di Kazakhstan melalui pipa tersebut dilaporkan tetap berjalan normal.
Analis Alex Hodes dari StoneX mencatat bahwa serangan drone Ukraina tersebut membantu menopang harga minyak pekan ini. Selain itu, ada ekspektasi bahwa OPEC+ akan kembali menunda pemotongan produksi, mengingat harga minyak yang masih di bawah US$80 per barel.
Sementara itu, hubungan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden AS Donald Trump memburuk pekan ini. Zelenskiy mengkritik upaya AS dan Rusia yang bernegosiasi tanpa melibatkan Kyiv. Namun, setelah pertemuan dengan utusan AS pada Kamis, Zelenskiy menyatakan kesiapan Ukraina untuk bekerja sama dengan cepat dalam mencapai kesepakatan investasi dan keamanan dengan AS.
Di sisi permintaan, analis JPMorgan memperkirakan cuaca dingin di AS dan peningkatan aktivitas industri di China pasca-liburan akan mendorong permintaan minyak dalam pekan mendatang.