STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Jumat (19/1/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (20/1/2024) WIB. Ini dipicu oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang menimbulkan keraguan terhadap permintaan global. Data dari New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchange mencatat pengurangan signifikan pada harga minyak West Texas Intermediate (WTI) dan Brent
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2024 ditutup turun sebesar 67 sen menjadi US$73,41 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret 2024 berakhir merosot 54 sen menjadi US$78,56 per barel di London ICE Futures Exchange.
Sepanjang pekan lalu, harga minyak WTI dan Brent masing-masing naik 1% dan 0,5%.
Perekonomian Tiongkok hanya membukukan pertumbuhan sebesar 5,2% pada tahun lalu. Ini merupakan pertumbuhan tahunan terlemah dalam tiga dekade terakhir. Bahkan, pertumbuhan pada kuartal akhir 2023 juga hanya mencapai 5,2%, mengecewakan ekspektasi pasar. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa permintaan minyak global tidak akan mencapai level yang diperkirakan sebelumnya untuk tahun ini.
Analisis pasar mencatat bahwa ketidakpastian ekonomi Tiongkok telah memicu kekhawatiran di pasar minyak global. Investor dan pelaku pasar kini memperhatikan tanda-tanda lebih lanjut terkait dampak melambatnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok terhadap permintaan energi.
Sementara itu, dalam konteks geopolitik, perkembangan ini juga dapat memberikan tekanan lebih lanjut pada negara-negara eksportir minyak dan produsen minyak dunia. Ke depan, pasar minyak dunia diprediksi akan tetap berada dalam ketegangan, dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan geopolitik global.
Kondisi ini menunjukkan bahwa ketidakpastian masih menjadi kunci utama di pasar energi global, dan pelaku pasar diharapkan untuk tetap waspada terhadap perkembangan lebih lanjut dalam beberapa waktu ke depan.