STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia merosot pada akhir perdagangan Jumat (5/9/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (6/9/2025) WIB. Ini jadi penurunan pertama dalam tiga pekan terakhir setelah pasar dihantui kekhawatiran pasokan yang terus naik.
Mengutip CNBC International, kontrak berjangka Brent turun US$1,49 atau 2,22% ke posisi US$65,50 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) jatuh jatuh US$1,61 atau 2,54% ke level US$61,87 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Dalam sepekan, Brent sudah kehilangan hampir 4%. WTI juga melemah lebih dari 3%. Tekanan datang dari laporan kenaikan stok minyak mentah Amerika Serikat sebanyak 2,4 juta barel dalam sepekan. Padahal, analis sebelumnya memperkirakan stok justru turun.
Reuters menulis delapan anggota OPEC+ akan membahas rencana tambahan produksi pada pertemuan Minggu mendatang. Jika disepakati, produksi bisa naik lebih cepat dari jadwal.
John Evans dari pialang minyak PVM mengatakan, “Semakin banyak cerita dan tanda muncul tentang masa depan di mana pasokan bahan baku tidak akan menjadi masalah.”
Analis Commerzbank menambahkan, “Jika delapan negara OPEC+ sepakat untuk kembali menaikkan produksi, kami percaya ini akan memberi tekanan besar pada harga minyak. Bagaimanapun, sudah ada risiko besar terjadinya surplus pasokan.”
OPEC+ yang menguasai sekitar separuh pasokan minyak dunia berpotensi membuka tambahan produksi hingga 1,65 juta barel per hari. Jumlah itu setara dengan 1,6% dari total permintaan global.
Namun, faktor geopolitik masih menjaga harga. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak para pemimpin Eropa untuk berhenti membeli minyak dari Rusia. Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan langkah ini bisa menekan ekspor Rusia.
Analis JP Morgan mengingatkan, “Masih ada risiko kekuatan Barat bisa meningkatkan sanksi terhadap Rusia untuk memaksa Presiden Putin duduk di meja perundingan.”