STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia jatuh tergelincir pada penutupan perdagangan Selasa (20/2/2024) waktu setempat atau Rabu pagi (21/2/2024) WIB. Terpelesetnya harga komoditas tersebut usai menyentuh level tertinggi dalam tiga bulan terakhir, terjadi di tengah eskalasi konflik di Timur Tengah.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2024 ditutup turun sebesar US$1,01 atau 1,28%, menjadi US$78,18 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan kontrak WTI untuk pengiriman April yang lebih aktif diperdagangkan anjlok US$1,30 pada US$77,04 per barel. Tidak ada penyelesaian WTI pada hari Senin karena libur Hari Presiden di Amerika Serikat (AS).
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April 2024 berakhir melemah US$1,16 atau 1,39%, menjadi $82,40 per barel. di London ICE Futures Exchange.
Harga minyak mentah AS melonjak 3% pekan lalu, ditutup pada level tertinggi sejak 6 November, yakni $79,19 per barel. Sedangkan harga acuan global melesat 1,5% pekan lalu, mencapai level tertinggi sejak 26 Januari lalu. Robert Thummel, manajer portofolio senior dari Tortoise Capital, mengatakan harga kemungkinan turun pada hari Selasa sebagian karena para pedagang mengambil keuntungan setelah WTI mencatat kinerja solid sepanjang bulan ini.
Tamas Varga, seorang analis dari pialang minyak PVM, mengemukakan harga minyak mentah juga tertekan oleh kontrak bahan bakar pemanas dan gasoil akibat penurunan drastis harga gas alam. Futures minyak mentah naik pekan lalu akibat konflik di Timur Tengah setelah Israel meluncurkan serangan udara di Lebanon dan bersumpah untuk melanjutkan serangannya di Gaza hingga ke kota selatan Rafah. Pasar sebagian besar mengabaikan inflasi yang bertahan di AS dan perkiraan permintaan yang pesimis dari International Energy Agency.
Militan Houthi pada hari Senin menyerang kapal kargo lainnya di selat Bab el-Mandeb, memaksa awak kapal untuk meninggalkan kapal tersebut. Militan yang bersekutu dengan Iran tersebut mengklaim telah menyebabkan “kerusakan yang sangat parah” pada kapal tersebut. Serangan tersebut menyoroti ancaman yang terus berlanjut terhadap kapal komersial di Laut Merah, yang telah memaksa raksasa pengiriman seperti Maersk untuk mengalihkan muatan melalui Tanjung Harapan di Afrika.
Jika dilihat, serangan Houthi terhadap kapal kargo semakin intensif di Laut Merah dan sekitar Teluk Aden,” tulis Varga dalam sebuah catatan kepada kliennya pada hari Selasa.