STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak dunia melemah pada penutupan perdagangan Jumat (21/11/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (22/11/2025) WIB. Sentimen pasar turun setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendorong rencana perdamaian baru untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Mengutip CNBC International, kontrak berjangka Brent pengiriman Januari turun 1,29% dan berakhir di US$62,56 per barel, di London ICE Futures Exchange. Kontrak ini sempat melemah 0,2% pada perdagangan sebelumnya.
Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari ikut turun 1,59% dan ditutup di US$58,06 per barel, di New York Mercantile Exchange. WTI sudah melemah 0,5% pada sesi Kamis.
Saham sektor energi di Eropa jatuh lebih dari 2,4%. Saham Shell dan BP terkoreksi sekitar 1,4%. Equinor melemah 2,3%. Siemens Energy turun hampir 8%. Di Amerika Serikat, saham Exxon Mobil merosot 1,1%. Chevron turun 0,6%.
Penurunan harga minyak terjadi ketika investor menunggu detail rencana perdamaian yang didorong pemerintahan Trump untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina. Dokumen yang beredar menyebut Ukraina harus melepas wilayah seperti Crimea, Luhansk dan Donetsk. Ukraina juga diminta berkomitmen tidak bergabung dengan NATO.
Rancangan itu juga memuat jaminan keamanan untuk Kyiv. Jumlah personel Angkatan Bersenjata Ukraina akan dibatasi menjadi 600.000 orang. Informasi ini berasal dari Associated Press yang mengaku memegang salinan dokumen tersebut. CNBC belum dapat memverifikasi laporan itu.
Sejumlah analis menilai rencana tersebut sulit diterima Ukraina karena dinilai lebih menguntungkan Rusia. Guntram Wolff, Senior Fellow di Bruegel, menyebut rencana itu berat untuk diwujudkan. Ia menilai dialog tetap penting, namun isi dokumen memuat tuntutan yang sulit dipenuhi. Ukraina diminta mengurangi kekuatan militernya dari 900.000 menjadi 600.000 personel.
Tekanan tambahan pada harga minyak datang dari sanksi Amerika Serikat terhadap Rosneft dan Lukoil yang mulai berlaku Jumat ini. Strategis Saxo Bank menilai tekanan meningkat seiring dorongan AS agar Ukraina menerima rancangan rencana yang disusun bersama Rusia.
Pelaku pasar juga memantau penguatan dolar AS dan menunggu keputusan suku bunga The Federal Reserve yang akan diumumkan dalam waktu dekat.
