STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia meroket pada penutupan perdagangan Kamis (11/7/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (12/7/2024) WIB. Kenaikan ini didorong oleh meredanya inflasi yang meningkatkan harapan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga akhir tahun ini.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman melesat 52 sen atau 0,63%, menjadi US$82,62 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September 2024, melonjak 32 sen atau 0,38%, mencapai US$85,40 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Menurut Departemen Tenaga Kerja AS, inflasi yang diukur melalui indeks harga konsumen (CPI) turun 0,1% dari Mei ke Juni. Tingkat inflasi tahunan kini berada di 3%, level terendah dalam lebih dari tiga tahun.
Pasar berharap Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada September. Suku bunga yang lebih rendah biasanya merangsang pertumbuhan ekonomi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan permintaan minyak mentah.
Harapan akan pemotongan suku bunga dan inflasi yang lebih rendah menutupi sinyal campuran tentang permintaan minyak tahun ini. Badan Energi Internasional (IEA) yang berbasis di Paris mengatakan pertumbuhan permintaan global turun menjadi 710.000 barel per hari pada kuartal kedua, peningkatan paling lambat sejak kuartal keempat 2022. Konsumsi di China juga mengalami kontraksi.
IEA memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak global akan rata-rata di bawah satu juta barel per hari pada 2024. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang lambat, efisiensi energi yang lebih besar, dan adopsi kendaraan listrik.
Sebaliknya, OPEC lebih optimistis. Kartel tersebut memperkirakan pertumbuhan permintaan sebesar 2,2 juta barel per hari karena melihat pertumbuhan ekonomi yang solid sebesar 2,9% tahun ini.
