STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia naik lagi pada penutupan perdagangan Jumat (17/5/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (18/5/2024) WIB. Harga komoditas ini berhasil mencatat kenaikan mingguan pertama dalam tiga pekan terakhir. Indikator ekonomi dari Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) memperkuat harapan akan peningkatan permintaan.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni bertambah 83 sen atau 1,05% menjadi US$80,06 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli 2024 naik 71 sen atau 0,85% menjadi US$83,98 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Secara mingguan, WTI menguat 2,3% dan Brent meningkat 1,44%,
Tamas Varga dari broker minyak PVM mengatakan bahwa data dari China dan serangan lain terhadap infrastruktur minyak Rusia mendorong harga naik. Namun, minyak belum menunjukkan pemulihan yang meyakinkan dari penurunan sebelumnya.
“Kurangnya antusiasme yang jelas mungkin disebabkan oleh permintaan produk yang lemah yang menekan margin penyulingan,” katanya.
Pihak berwenang berhasil mengendalikan kebakaran yang terjadi di kilang minyak Tuapse di Rusia setelah serangan drone Ukraina, menurut pejabat di wilayah Krasnodar.
Penurunan persediaan minyak dan produk olahan di pusat perdagangan global juga menciptakan optimisme akan permintaan. Ini membalikkan tren peningkatan stok yang sebelumnya menekan harga minyak mentah dalam beberapa minggu terakhir.
Analis pasar senior OANDA, Kelvin Wong, menyebut beberapa faktor yang mendorong optimisme. Di antaranya adalah penurunan stok minyak mentah AS selama dua minggu berturut-turut dan ekspektasi stimulus ekonomi lebih lanjut dari China.
Indikator ekonomi terbaru dari Amerika Serikat juga memperkuat harapan akan permintaan global. Harga konsumen AS naik kurang dari yang diperkirakan pada April, yang meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga.
Suku bunga yang lebih rendah di AS dapat membantu melemahkan dolar, yang akan membuat minyak lebih murah bagi investor dengan mata uang lain.
Di sisi pasokan, investor menantikan arahan dari pertemuan OPEC+ yang akan datang pada 1 Juni.