STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia berhasil mencetak hattrick lantaran menguat terus selama tiga hari berturut-turut. Pada penutupan perdagangan Rabu (24/5/2023) waktu setempat atau Kamis (25/5/2023) WIB, harga komoditas ini kembali melambung tinggi. Adapun pemicu melesatnya harga minyak mentah dunia adalah merosotnya persediaan minyak Amerika Serikat (AS). Selain itu, peringatan dari Menteri Energi Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman kepada para spekulan mencuatkan spekulasi bahwa negara-negara penghasil minyak yang tergabung dalam OPEC+ akan memangkas produksinya.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2023 ditutup melonjak 1,43 dolar AS atau 1,96%, menjadi 74,34 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli 2023 berakhir meroket 1,52 dolar AS atau 1,98% menjadi 78,36 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Energy Information Administration (EIA) pada Rabu (24/5/2023) terungkap bahwa cadangan minyak mentah komersial AS menurun tajam sebesar 12,5 juta barel pada pekan yang berakhir 19 Me menjadi 455,2 juta barel Ini berbanding terbalik dengan dengan ekspektasi para analis yang sebelumnya memperkirakan ada kenaikan tipis cadangan minyak AS sebesar 800.000 barel.
Selain itu, persediaan bahan bakar minyak (BBM) AS juga turun 2,1 juta barel menjadi 216,3 juta barel. Sedangkan persediaan distilat merosot 0,6 juta barel menjadi 105,7 juta barel.
Dilain sisi, komentar Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman dimaknai sebagai pesan menjelang pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya pada 4 Juni mendatang bahwa kelompok tersebut tengah mempertimbangkan untuk memangkas produksi.