STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia terbang gila-gilaan pada penutupan perdagangan hari Rabu (11/9/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (12/9/2024) WIB. Minyak mentah Amerika Serikat (AS) mengalami lonjakan lebih dari 2%, menandakan kebangkitan pasar energi yang mulai pulih setelah sempat terpuruk.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober ditutup naik US$1,56 atau 2,37% menjadi US$67,31 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November mengalami kenaikan sebesar US$1,42 atau 2,05% mencapai US$70,61 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Menurut Bob Yawger, direktur eksekutif energi berjangka di Mizuho Securities, salah satu penyebab kenaikan tajam ini adalah ancaman Badai Francine yang mengancam wilayah produksi minyak AS di Teluk Meksiko. “Spekulan mungkin juga mengambil kesempatan dari harga terendah untuk kembali masuk pasar,” ungkapnya.
Pada hari sebelumnya, harga minyak jatuh dipicu oleh laporan dari OPEC yang kembali memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak untuk kedua kalinya dalam dua bulan. Impor minyak China yang melambat serta rencana peningkatan produksi oleh beberapa negara anggota OPEC+ turut menekan harga.
Claudio Galimberti, analis dari Rystad Energy, menjelaskan bahwa kekhawatiran akan permintaan yang melemah dari China dan potensi peningkatan pasokan memang membuat pedagang cemas. Namun, ia menegaskan, “Ketakutan harga Brent turun hingga di bawah US$60 per barel tidak beralasan. Jika ekonomi China pulih dan OPEC+ tetap disiplin dengan kuota produksi, harga minyak bisa kembali naik.”