Kamis, Januari 16, 2025
26.7 C
Jakarta

Harga Minyak Naik Pesat! Sanksi Rusia dan Stok AS Jadi Pemicunya

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia naik lebih dari 2% pada penutupan perdagangan Rabu (15/1/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (16/1/2025) WIB. Peningkatan ini didorong oleh penurunan stok minyak mentah AS yang tajam dan sanksi terhadap Rusia yang mengancam pasokan minyak global. Namun, kesepakatan gencatan senjata di Gaza sedikit membatasi lonjakan harga tersebut.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik US$2,47 atau 3,19%, mencapai US$79,97 per barel, di New York Mercantile Exchange.

Adapun harga minyak mentah berjangka Brent tercatat naik US$2,07 atau 2,59% menjadi US$81,99 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Menurut data Administrasi Informasi Energi AS, stok minyak mentah AS turun ke level terendah sejak 2022. Penurunan ini dipicu oleh meningkatnya ekspor dan turunnya impor. Stok bensin dan distilat bahkan naik lebih tinggi dari perkiraan.

Bob Yawger, Direktur Energi Futures di Mizuho, mengatakan bahwa penurunan stok ini terkait dengan perubahan impor dan ekspor. “Ekspor minyak AS ini sulit dipercaya,” katanya, mengacu pada ekspor yang sebagian besar sudah dipesan sebelum pengumuman sanksi terhadap Rusia.

Sanksi AS terbaru terhadap Rusia diperkirakan akan mengganggu pasokan minyak global. Laporan Badan Energi Internasional (IEA) menyebutkan, sanksi ini dapat memperburuk kondisi pasar minyak dunia.

Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, menyebutkan bahwa ketegangan akibat sanksi ini mendukung kenaikan harga minyak. “Tangker-tangker pengangkut minyak Rusia kesulitan menurunkan muatan mereka, yang dapat menyebabkan kelangkaan sementara,” ujarnya.

Namun, ada sedikit penahan lonjakan harga minyak. Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza membuka jalan bagi kemungkinan berakhirnya perang yang telah berlangsung selama 15 bulan.

Di sisi lain, OPEC memproyeksikan permintaan minyak global akan meningkat 1,43 juta barel per hari pada 2026, sejalan dengan proyeksi pertumbuhan permintaan yang akan terus naik selama dua dekade ke depan. Namun, IEA memprediksi permintaan minyak akan mencapai puncaknya dalam dekade ini.

Dolar AS mengalami penurunan setelah data menunjukkan harga konsumen sedikit lebih tinggi dari perkiraan pada Desember lalu. Hal ini meningkatkan ekspektasi adanya pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve. Dolar yang melemah turut mendukung harga minyak, yang diharapkan dapat meningkatkan permintaan minyak global.

Artikel Terkait

Harga Emas Melonjak Tajam! Data Inflasi AS Buka Peluang Pemangkasan Suku Bunga Federal Reserve

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia melonjak signifikan pada penutupan...

Harga Emas Naik Tipis! Investor Berharap The Fed Turunkan Suku Bunga

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia mencatat kenaikan tipis pada...

Harga Minyak Jeblok! Prediksi Permintaan AS Bikin Pasar Lesu

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia turun pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini