STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali mencetak rekor baru pada penutupan perdagangan Rabu (16/4/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (17/4/2025) WIB. Logam mulia ini menembus level US$3.300 per ounce, seiring melemahnya dolar AS dan meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Mengutip CNBC International, harga emas di pasar spot naik 3,1% menjadi US$3.327,78 per ounce. Sementara itu, emas berjangka AS melonjak 3,2% ke level US$3.344,10 per ounce.
Lonjakan harga emas ini terjadi karena investor mencari aset yang lebih aman di tengah ketidakpastian global.
“Emas tetap mendapat dukungan kuat dari pelemahan dolar, ketidakpastian seputar pengumuman tarif, dan kekhawatiran akan resesi global,” kata Lukman Otunuga, analis riset senior di FXTM.
Otunuga menambahkan bahwa setelah menembus US$3.300, pasar emas akan mulai menargetkan level psikologis berikutnya. “Target selanjutnya bisa ke US$3.400, US$3.500, dan lebih tinggi lagi. Namun, aksi ambil untung atau perkembangan positif dari perang dagang AS-Tiongkok bisa memicu aksi jual,” ujarnya.
Kondisi global semakin memanas setelah Presiden AS, Donald Trump, pada Selasa (15 April) memerintahkan penyelidikan terhadap potensi penerapan tarif atas semua impor mineral penting. Langkah ini dinilai sebagai upaya baru untuk menekan Tiongkok, yang selama ini menjadi pemain dominan di sektor tersebut.
Tensi tinggi antara dua ekonomi terbesar dunia ini ikut mengguncang pasar keuangan secara lebih luas dan mendorong investor beralih ke emas sebagai aset pelindung nilai.
Di saat bersamaan, dolar AS juga tertekan terhadap mata uang lainnya. Nilainya mendekati level terendah dalam tiga tahun terakhir. Ini membuat emas menjadi lebih menarik bagi investor yang memegang mata uang lain.
Sejak awal tahun, harga emas telah naik hampir US$700. Kenaikan ini didorong oleh konflik perdagangan, ekspektasi pemangkasan suku bunga, dan pembelian besar-besaran oleh bank sentral.
Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, menyebut bahwa reli emas saat ini memang luar biasa. “Reli ini mulai terlihat tidak terkendali, dan berisiko mengalami koreksi. Tapi selama lebih dari setahun, setiap koreksi selalu dangkal karena banyak pembeli sudah menunggu di bawah,” jelasnya.
Investor kini menunggu pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang dijadwalkan hari ini. Pidato tersebut bisa memberi sinyal arah kebijakan suku bunga AS ke depan.
Selain emas, logam mulia lain juga menunjukkan pergerakan positif. Perak di pasar spot naik 1,7% menjadi US$32,85 per ounce. Platinum menguat 0,8% ke level US$966,79 per ounce. Sementara itu, harga palladium justru turun tipis 0,2% ke US$970,16 per ounce.