Rabu, Agustus 6, 2025
28.7 C
Jakarta

Harga Minyak Terjun Bebas! Sanksi Baru AS dan Stok yang Menipis Jadi Pemicu

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia kembali melemah pada penutupan perdagangan Kamis (16/1/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (17/1/2025) WIB. Sebelumnya, harga minyak sempat mencapai level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. Penurunan harga ini dipengaruhi oleh dua faktor utama. Pertama, sanksi baru yang diumumkan Presiden AS, Joe Biden, terhadap Rusia. Kedua, laporan yang menunjukkan stok minyak mentah AS anjlok lebih besar dari perkiraan.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) terkoreksi US$1,36 atau 1,7%, menjadi US$78,68 per barel, di New York Mercantile Exchange. Sebelumnya, WTI sempat melonjak 3,3%, mencapai level tertinggi sejak 19 Juli.

Adapun harga minyak mentah berjangka Brent tercatat melemah 74 sen atau 0,9% ke level US$81,29 per barel, di London ICE Futures Exchange. Sebelumnya, Brent sempat naik 2,6%, menyentuh level tertinggi sejak 26 Juli.

Sanksi baru AS terhadap Rusia menyasar industri militer dan jaringan penghindaran sanksi. “Langkah ini untuk memperkuat tekanan ekonomi terhadap Rusia,” ujar seorang pejabat Gedung Putih. Dampaknya, pembeli utama minyak Rusia harus mencari pemasok alternatif, dan biaya pengiriman meningkat.

Di sisi lain, laporan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan stok minyak mentah AS turun 2 juta barel pekan lalu. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan prediksi analis yang hanya memproyeksikan penurunan 992.000 barel. Penurunan ini didorong ekspor yang melonjak dan impor yang menurun.

Sementara itu, berita gencatan senjata antara Israel dan Hamas turut menekan harga minyak. Kesepakatan ini mencakup pertukaran tahanan dan bisa meredakan ketegangan geopolitik.

Dari sisi permintaan, aktivitas perjalanan global naik 1,2 juta barel per hari dalam dua pekan pertama 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meski begitu, angka ini masih di bawah ekspektasi. JPMorgan memprediksi permintaan minyak akan tumbuh 1,4 juta barel per hari, terutama dari India dan China.

Faktor lain yang menjadi sorotan adalah kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS. Inflasi inti yang melambat bisa mendorong kebijakan yang mendukung konsumsi energi.

 

Artikel Terkait

Harga Emas Mandek, Dolar AS Masih Terlalu Kuat

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak stabil pada akhir...

Harga Minyak Turun, Pasar Waspadai Kenaikan Produksi OPEC+ dan Ancaman Trump ke India

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia kembali ditutup...

Harga Emas Melesat 2%, Investor Yakin The Fed Akan Turunkan Suku Bunga Lebih Cepat

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia menguat tajam pada akhir...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru