Rabu, Agustus 20, 2025
28.6 C
Jakarta

Harga Minyak Turun Setelah AS dan China Perpanjang Penundaan Tarif

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia turun pada akhir perdagangan Selasa (12/8/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (13/8/2025) WIB. Penurunan ini terjadi setelah Amerika Serikat dan China memperpanjang penundaan kenaikan tarif. Data inflasi AS pada Juli yang naik juga ikut memengaruhi pergerakan harga minyak.

Mengutip CNBC International, kontrak berjangka Brent turun 51 sen atau 0,77%, menjadi US$66,12 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) anjlok 79 sen atau 1,24% mencapai US$63,17 per barel, di New York Mercantile Exchange.

Presiden AS Donald Trump memperpanjang jeda tarif dengan China hingga 10 November. Langkah ini menghindari kenaikan tarif besar-besaran pada produk impor China di saat para pengecer AS bersiap menghadapi musim liburan akhir tahun.

Perpanjangan ini menimbulkan harapan kesepakatan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia bisa tercapai. Jika berhasil, ini akan mencegah embargo dagang yang berpotensi memperlambat pertumbuhan global. Perlambatan ekonomi tentu menekan permintaan bahan bakar, sehingga harga minyak bisa ikut turun.

Inflasi konsumen AS di Juli meningkat, didorong oleh biaya impor yang naik akibat tarif. Ini menjadi kenaikan inflasi inti terbesar dalam enam bulan terakhir.

Selain itu, pertemuan Presiden Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat mendatang di Alaska juga menjadi perhatian pasar minyak. Pertemuan tersebut akan membahas kemungkinan akhir konflik Ukraina.

AS terus menekan Rusia agar mengakhiri perang. Trump bahkan memberi batas waktu hingga Jumat lalu untuk Rusia menyetujui perdamaian atau pembeli minyak Rusia akan dikenai sanksi tambahan. India dan China juga didesak mengurangi pembelian minyak Rusia.

“Jika pertemuan Jumat mendekatkan gencatan senjata atau kesepakatan damai di Ukraina, Trump bisa menunda penerapan tarif sekunder pada India yang dijadwalkan berlaku dua minggu ke depan,” kata analis Commerzbank dalam catatannya.

Sebaliknya, jika tidak ada kemajuan, sanksi bisa diperketat terhadap pembeli minyak Rusia lainnya, termasuk China.

Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menaikkan perkiraan permintaan minyak global untuk 2026 sebesar 100.000 barel per hari menjadi 1,38 juta barel per hari. Proyeksi permintaan untuk 2025 tetap sama. OPEC juga menurunkan prediksi pertumbuhan pasokan minyak dari AS dan produsen non-OPEC lainnya, yang menunjukkan pasar minyak akan semakin ketat.

Artikel Terkait

Harga Emas Dunia Stagnan, Investor Tunggu Sinyal The Fed dan Pertemuan Trump-Zelenskyy

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak stabil pada akhir...

Harga Minyak Dunia Naik Usai Pertemuan Trump-Zelenskyy

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia menguat pada...

Harga Emas Melorot! Harapan Pemangkasan Suku Bunga Jumbo Pupus

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia melemah pada akhir perdagangan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru