STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diprediksi akan bergerak sideways pada kisaran 6.890-6.980. Para pelaku pasar menunggu data BI rate yang akan diumumkan hari ini dan diprediksi tetap. Demikian dikemukakan oleh Fanny Suherman, Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, dalam laporan riset yang dipublikasikan hari ini.
“Hari ini IHSG berpotensi sideways di 6.890-6.980, menunggu data BI rate hari ini yang diprediksi tetap. Level support IHSG berada di 6.890-6.920 dan level resist IHSG berada di 6.950-6.980,” ujar Fanny.
Pada penutupan perdagangan Rabu (18/10/2023), IHSG berakhir di zona merah dengan persentase penurunan sebesar 11,708 poin (0,17%) menjadi 6.927,906. Ini seiring merosotnya harga saham 321 dari 750 emiten yang sahamnya ditransaksikan, Rabu (18/10). Kemerosotan IHSG disertai dengan net sell asing Rp1.07 Triliun. Adapun saham yang paling banyak dijual asing adalah BBCA, BBRI, BMRI, ISAT, dan AKRA.
Untuk perdagangan hari ini, kata Fanny, BNI Sekuritas merekomendasikan enam saham berikut:
1.BBRI: Spec Buy
Support di Rp 5100, cutloss jika break di bawah Rp 5050. Jika tidak break di bawah Rp 5100, potensi naik ke Rp 5250-5350 short term.
2.WIFI: Spec Buy
Support di Rp 172, cutloss jika break di bawah Rp 170. Jika tidak break di bawah Rp 170, potensi naik ke Rp 179-184 short term.
3.ASII: Buy on Weakness
Support di Rp 5775, cutloss jika break di bawah Rp 5725. Jika tidak break di bawah Rp 5725, potensi naik ke Rp 5900-5950 short term.
4.BBCA: Spec Buy
Support di Rp 8800, cutloss jika break di bawah Rp 8700. Jika tidak break di bawah Rp 8800, potensi naik ke Rp 8950-9025 short term.
5.ISAT: Spec Buy
Support di Rp 9800, cutloss jika break di bawah Rp 9600. Jika tidak break di bawah Rp 9800, potensi naik ke Rp 10100-10250 short term.
6.ACES: Spec Buy
Support di Rp 800, cutloss jika break di bawah Rp 780. Jika tidak break di bawah Rp 780, potensi naik ke Rp 820-830 short term.
