STOCKWATCH.ID (JAKARTA) — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan bergerak sideways pada perdagangan Senin (1/9/2025). Ini merupakan imbas dari demo berujung ricuh yang terjadi belakangan ini. Director PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI), Reza Priyambada, menilai pelaku pasar akan lebih berhati-hati menghadapi kondisi yang penuh ketidakpastian.
Reza menjelaskan, pelaku pasar akan memperhatikan apakah demo-demo yang terjadi mengarah pada tindakan anarkis yang mengganggu stabilitas ekonomi dan politik. “Jika hal tersebut terjadi maka tentunya pelaku pasar akan stay away dari market hingga kondisi yang ada bisa lebih aman. Jeda waktu ini lah yang kita tidak dapat perkirakan durasi waktunya,” kata Reza kepada Stockwatch.id, Minggu (31/8/2025).
Ia menambahkan, pergerakan pasar pada perdagangan Jumat (29/8/2025) sudah mencerminkan kekhawatiran investor. Aksi jual terlihat lebih dominan karena situasi dalam negeri yang dianggap kurang kondusif.
Untuk perdagangan Senin (1/9/2025), IHSG diperkirakan bergerak sideways. “Diperkirakan IHSG cenderung sideways dengan kisaran support 7.750–7.785 dan resisten 7.870–7.852. Pelaku pasar masih cenderung wait n see terutama melihat kondisi di dalam negeri,” jelasnya.
Mengenai sektor yang rentan terdampak, Reza menilai hampir semua saham bisa terkena imbas gejolak sosial-politik. “Kalau sudah terkait ekonomi dan politik tentunya pelaku pasar akan cenderung melakukan aksi jual sehingga hampir semua sektor akan terkena dampaknya,” ujarnya.
Ia pun memberikan saran kepada investor ritel agar tidak gegabah. “Tentunya kita menghimbau agar pelaku pasar dalam kondisi seperti ini jangan terlalu panik yang mengakibatkan pengambilan keputusan tidak rasional dan portofolionya pun akan cenderung merah dan bahkan minus karena aksi jual yang dilakukan. Tetap bersikap rasional dan melihat potensi yang ada di emiten pilihan. Jangan terlalu terganggu dengan adanya kondisi yang ada,” tegasnya.
Untuk saham-saham BUMN, khususnya yang terkait infrastruktur dan transportasi, Reza menilai tetap terimbas aksi jual. “Kurang lebih kena imbas dari adanya aksi jual pelaku pasar sehingga pergerakannya cenderung melemah,” katanya.
Ia juga tidak menutup kemungkinan aksi jual panik terjadi di awal pekan. “Ya, dimungkinkan terjadi jika kondisi yang ada masih dirasa kurang kondusif. Makanya, tentu berkurangnya tindakan anarkis ini yang kita harapkan sehingga kondisi dapat lebih baik dan aman,” pungkas Reza.