STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia mengalami rebound pada penutupan perdagangan Rabu (21/6/2023) waktu setempat atau Kamis (22/6/2023) WIB. Menguatnya harga komoditas ini antara lain dipicu oleh lonjakan harga jagung dan kacang kedelai di Amerika Serikat (AS).
Harga kedua komoditas tersebut menembus level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi ini mencuatkan ekspektasi naiknya permintaan terhadap minyak dunia. Pasalnya, jagung digunakan untuk memproduksi etanol, yang dicampur dengan bahan bakar fosil.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2023 ditutup menguat 1,34 dolar AS atau 1,88%, menjadi 72,53 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus 2023 berakhir melesat 1,22 dolar atau 1,61%, menjadi 77,12 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Melejitnya harga minyak dunia juga ditopang oleh pelemahan nilai tukar dolar AS pasca Jerome Powell, pimpinan Federal Reserve (The Fed) mengatakan akan menaikan suku bunga The Fed untuk mengatasi inflasi.
Pelemahan Greenback membuat komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut, termasuk minyak, menjadi lebih murah bagi pemilik dana dalam mata uang lain.