Rabu, Agustus 20, 2025
35.5 C
Jakarta

Kisah Noprian Fadli Bujuk Poh Group Akuisisi NINE: “Nggak Gampang, Tapi Berhasil!”

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) tengah mengalami perubahan besar setelah masuknya investor strategis Poh Group. Proses akuisisi ini tak lepas dari peran penting Noprian Fadli, penasihat keuangan yang berhasil mengubah wajah perusahaan yang sempat bermasalah.

Noprian mulai menangani Techno9 sejak Mei 2024. Saat itu, perusahaan menghadapi berbagai persoalan serius akibat tidak adanya direktur utama. Masalah makin kompleks dan berimbas ke harga saham yang anjlok drastis.

“Kita benerin, ambil alih manajemennya, ambil alih kepemilikan sahamnya. Saya secara resmi masuk sebesar 12%,” ujar Noprian di Jakarta dikutip Senin (12/5/2025). Ia menambahkan, langkah itu diambil untuk membuka jalan bagi masuknya investor baru.

Pada 31 Oktober 2024, Noprian resmi diangkat sebagai Komisaris Utama Techno9 dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Ia langsung dihadapkan pada kenyataan bahwa saham Techno9 sempat turun dari Rp75 menjadi hanya Rp5.

“Butuh waktu tiga bulan untuk saya masuk secara resmi. Setelah masuk, saya lihat ini adalah perusahaan Tbk dengan banyak problem internal. Investor ritel terjebak dan tidak bisa jual saham,” katanya.

Noprian pun bergerak cepat. Ia meyakinkan Poh Group, perusahaan asal Singapura yang bergerak di bidang logistik, teknologi informasi, pertambangan, dan energi, untuk masuk ke Techno9.

“Nggak gampang meyakinkan investor asing atas perusahaan yang bermasalah hukum. Tapi Alhamdulillah berhasil,” ungkapnya.

Menurut Noprian, reputasinya menjadi salah satu alasan Poh Group percaya. “Kita sudah banyak menyelamatkan perusahaan bermasalah. Tujuan kita memberikan solusi agar semua pihak untung, bukan cuma debitur,” jelasnya.

Ia juga memastikan latar belakang Poh Group diperiksa terlebih dahulu sebelum proses akuisisi. Bahkan, Poh Group sudah menyampaikan kepada Bursa Efek Indonesia bahwa mereka akan mencari cara agar transaksi ini bisa berjalan meski belum disetujui.

Sinergi antara Poh Group dan Techno9 dinilai potensial, terutama karena keduanya sama-sama bergerak di bidang teknologi informasi. Poh Group juga berencana membawa Techno9 masuk ke bisnis batubara, mengikuti jejak mereka di Australia, Kamboja, dan Mongolia.

Sebelum resmi masuk, sempat terjadi pembicaraan intensif dengan pemegang saham pengendali. Hal ini berlanjut dengan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang sukses mendongkrak harga saham dari Rp10 ke Rp204.

“Betapa banyak orang yang selamat dari perangkap saham senilai Rp5. Harga IPO Rp75, sekarang sudah tidak ada yang terjebak. Itu suatu prestasi,” tegasnya.

Kondisi ini bahkan membuat sebagian pemegang saham yang dulu marah, kini berubah pandangan. “Dilepas 100 rupiah per saham juga sudah untung,” tambahnya.

Namun, lonjakan harga saham hingga Rp204 membuat Bursa Efek Indonesia menghentikan sementara perdagangan saham Techno9 selama enam minggu. Perusahaan pun harus menjelaskan secara rinci asal usul Poh Group.

“Dia akan lakukan dua kali right issue, bukan tujuan jelek, tapi untuk bungkus rapi aset-aset dia yang tersebar di tiga negara. Tidak gampang imbreng aset sebesar itu,” jelas Noprian.

Proses akuisisi Poh Group memang tidak serta-merta. Mereka perlu memahami kondisi perusahaan sebelum mengambil alih. “Kalau tidak bisa diperdagangkan, kenapa mau diambil?” tanyanya retoris.

Langkah Noprian sempat dicurigai setelah adanya penjualan saham oleh Advance Opportunities Fund (AOF), padahal pembeli saham itu adalah Poh Group. “Itu harus lihat utuh saya. Background saya perbankan sejak 2001, dan sudah urus distressed asset sejak 2019 sampai 2024,” ujarnya.

Distressed asset management merupakan strategi penyelamatan perusahaan bermasalah, baik karena PKPU, kebangkrutan, maupun restrukturisasi kredit. Proses ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang memahami perbankan dan regulasi OJK.

Sejak 2019, Noprian mengaku telah menangani sekitar 50 klien yang terdampak pandemi. Beberapa nama besar seperti PP Properti, Rekayasa Industri, Sriwijaya Air, dan Krakatau Engineering termasuk di antaranya.

“Bagaimana kita memperbaiki suatu perusahaan yang sedang bermasalah baik keuangan, bisnis, dan manajemen, kita rapiin. Itu spesialisasi saya,” tegasnya.

Ia juga memberikan pandangan tentang investasi saham. Menurutnya, saham perusahaan terbuka harusnya untuk investasi jangka panjang, bukan untuk diperdagangkan harian.

“Mereka yang jago main pialang tidak ada yang bermain sehari atau dua hari. Perlu pengetahuan dan pengalaman,” katanya.

Kalau mau trading harian, lanjutnya, harus rasional. “Jangan marah kalau harga turun, lalu salahkan orang lain. Itu tidak dewasa,” tambahnya.

Terkait penjualan saham Techno9 seharga Rp19 per lembar dari Rp38, Noprian menganggap itu wajar. “Itu merupakan transaksi cangkang, sudah ada harganya,” jelasnya.

Untuk rencana right issue I dan II, Noprian menyatakan masih berjalan sesuai rencana. “Itu semua sudah di-arrange oleh RHB Sekuritas, mereka punya reputasi bagus di regional,” ujarnya.

Dana dari right issue I akan masuk ke rekening perusahaan dan dikelola oleh direksi. Dana ini digunakan untuk membayar utang kepada AOF senilai US$455 ribu yang sebelumnya dipakai untuk biaya RUPS, KAP, pengacara, dan keperluan right issue berikutnya.

“Kami harus bayar AOF untuk bridging loan sebesar US$455 ribu. Sisanya untuk keperluan right issue dua,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Riduan Naik Tahta, Ini Kisah Karier Sang Dirut Baru Bank Mandiri!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) resmi...

Bos Baru AMMAN Ternyata Lulusan Harvard! Ini Rencana Arief Sidarto Usai Gantikan Alexander Ramlie

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN)...

Perjalanan Krestijanto hingga Jadi CEO dan Kepercayaan Dirinya pada IPO MDLA!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA0) - President Director PT Medela Potentia Tbk...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru