STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia melonjak tajam pada penutupan perdagangan hari Kamis (3/10/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (4/10/2024) WIB. Ini dipicu oleh pernyataan dari Presiden Joe Biden soal potensi serangan Israel terhadap industri minyak Iran. Peningkatan ini menyebabkan ketakutan akan terganggunya pasokan minyak global di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November naik 5,15% menjadi US$73,71 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember melonjak 5,03% mencapai US$77,62 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Kenaikan ini terjadi setelah Biden ditanya apakah Amerika Serikat akan mendukung serangan Israel terhadap fasilitas minyak Iran. Meski Biden tidak memberikan jawaban pasti, komentarnya cukup mengguncang pasar. Kekhawatiran investor semakin besar, terutama setelah Iran melakukan serangan misil balistik ke Israel awal pekan ini.
Para analis menyebut ketakutan akan terganggunya pasokan minyak global sebagai pemicu utama kenaikan harga. “Risiko geopolitik di Timur Tengah kini mencapai level tertinggi sejak Perang Teluk,” ungkap Daniel Ghali, analis senior komoditas di TD Securities.
Meski begitu, ada pihak yang menilai situasi masih terkendali. Claudio Galimberti, kepala ekonom di Rystad Energy, mengatakan bahwa OPEC+ memiliki cadangan minyak yang cukup besar untuk menutup kekurangan pasokan jika Israel benar-benar menyerang Iran. “Cadangan minyak yang ada cukup untuk mencegah harga melonjak tak terkendali,” ujarnya.
Namun, risiko tetap ada. Pasokan minyak dunia sebagian besar terkonsentrasi di kawasan Teluk yang juga rentan jika konflik ini meluas. Analis memperingatkan bahwa jika serangan terhadap industri minyak Iran benar terjadi, harga minyak bisa melonjak hingga US$200 per barel. Selat Hormuz, jalur penting bagi perdagangan minyak dunia, menjadi salah satu fokus utama dalam situasi ini.