Selasa, September 23, 2025
26.6 C
Jakarta

Laba BNI Capai Rp10,1 Triliun di Semester I 2025, Penyaluran Kredit Tumbuh 7,1%!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI mencatat laba bersih konsolidasi sebesar Rp10,1 triliun pada semester I 2025. Angka ini turun tipis 5,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp10,69 triliun.

Wakil Direktur Utama BNI, Alexandra Askandar, menyebut penguatan likuiditas dan kualitas aset menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas bisnis perseroan di tengah transisi pemerintahan dan situasi ekonomi yang relatif stabil.

“Kami melihat penguatan CASA dan kualitas aset sebagai pilar utama untuk memperkuat kapasitas ekspansi kredit di semester kedua. Fokus kami tetap pada sektor produktif seperti pertanian, industri makanan dan minuman, telekomunikasi, infrastruktur, perumahan, hilirisasi energi, dan UMKM,” ujar Alexandra di Jakarta, Jumat (25/7/2025).

Penyaluran kredit BNI tumbuh 7,1% secara tahunan (YoY) menjadi Rp778,7 triliun. Kredit korporasi naik 10,4% YoY menjadi Rp435,8 triliun, didorong oleh pembiayaan kepada swasta, BUMN, dan institusi pemerintah. Kredit kepada sektor swasta dan institusi naik 11,1% YoY menjadi Rp314,6 triliun, sedangkan kredit ke BUMN tumbuh 8,7% YoY menjadi Rp121,2 triliun.

Segmen konsumer juga naik 10,7% YoY menjadi Rp147 triliun. Pertumbuhan ditopang oleh personal loan yang naik 11,7% YoY menjadi Rp60,1 triliun serta KPR yang meningkat 9,9% YoY menjadi Rp68,4 triliun. Kredit UMKM non-KUR tumbuh 9,2% YoY menjadi Rp44,4 triliun, sementara kredit komersial naik 5,5%.

Anak usaha BNI turut berkontribusi lewat pertumbuhan kredit sebesar 27,1% YoY menjadi Rp17,2 triliun. Salah satunya hibank, yang fokus pada pembiayaan digital untuk segmen komersial dan UMKM, mencatat pertumbuhan 31% YoY. Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di bawah 1%.

Secara keseluruhan, kualitas aset membaik. NPL turun ke level 1,9% dan Loan at Risk (LAR) membaik menjadi 11%. Cost of Credit (CoC) juga berhasil ditekan ke level 1%.

BNI juga mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 16,5% YoY menjadi Rp900 triliun. Kenaikan ini didorong oleh dana murah atau CASA yang tumbuh 18,7% menjadi Rp647,6 triliun. Pertumbuhan rekening giro sebesar 25,1% dan tabungan 10,5% mendorong rasio CASA naik menjadi 72% dari sebelumnya 70,7%.

Direktur Finance & Strategy BNI, Hussein Paolo Kartadjoemena, menyampaikan keberhasilan pertumbuhan CASA tidak lepas dari digitalisasi dan transformasi cabang. Platform digital wondr by BNI mengalami lonjakan pengguna dari 1 juta menjadi 8,6 juta per Juni 2025. Nilai transaksinya melonjak 16 kali lipat menjadi Rp649 triliun dengan total transaksi mencapai 702 juta.

Transaksi melalui kanal mobile banking BNI naik 68% YoY menjadi Rp1.188 triliun. Sementara itu, BNIdirect mencatat pertumbuhan nilai transaksi 31,1% menjadi Rp5.246 triliun dan volume transaksi meningkat 22,1% menjadi 717 juta. Klien korporasi menyumbang 78% dari total nilai transaksi dan tumbuh 37% YoY.

Rasio likuiditas dan permodalan BNI tetap kuat. Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat 86,2%, sedangkan rasio kecukupan likuiditas atau LCR mencapai 144,2%. Net Stable Funding Ratio (NSFR) berada di 143% dan Capital Adequacy Ratio (CAR) naik ke level 21,1%.

Dari sisi keberlanjutan, Direktur Risk Management BNI, David Pirzada, menyebut peningkatan peringkat ESG dari MSCI menjadi A menunjukkan integrasi prinsip berkelanjutan dalam strategi bisnis BNI. “Hal ini terlihat dari peningkatan peringkat ESG (Environmental, Social, and Governance) MSCI dari BBB menjadi A yang mencerminkan integrasi keberlanjutan dalam strategi bisnis,” ujarnya.

Sampai Juni 2025, BNI telah menyalurkan pembiayaan hijau senilai Rp74 triliun. Penyaluran Sustainability Linked Loan (SLL) mencapai US$352 juta atau setara Rp5,74 triliun.

BNI menargetkan operasional mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2028 dan NZE pembiayaan pada 2060. Perseroan juga aktif mendorong debitur agar mengadopsi prinsip ESG.

“Dengan struktur likuiditas yang solid, transformasi digital yang agresif, dan komitmen keberlanjutan yang terintegrasi, BNI siap mempercepat pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di semester berikutnya,” tutup David.

Artikel Terkait

BSI Catat DPK Rp323 Triliun di Semester I 2025, Naik 8,83% Ditopang Dua Faktor Ini

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Direktur Finance and Strategy PT Bank...

Laba Emiten Jasa Pengurusan Transportasi (LOPI) Melonjak 654% di Semester I 2025, Ini Penopangnya

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Logistics Plus International Tbk (LOPI)...

Bisnis Emas dan Haji Menjadi Mesin Utama Pertumbuhan Kinerja BSI di Triwulan II 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru