STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Jababeka Tbk (KIJA) membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp2,726 triliun pada semester I 2025. Hasil ini tumbuh 14% dibandingkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp2,382 triliun di semester I 2024. Dari pendapatan tersebut, KIJA membukukan laba bersih Rp627,6 miliar pada semester I 2025, meningkat 132,62% dari sebesar Rp269,8 miliar pada semester I 2024.
Pendapatan dari Pilar Land Development dan Property melonjak 2% menjadi Rp1,443 triliun, naik dari Rp1,409 triliun di semester I 2024. Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh penjualan tanah kavling sebesar Rp1,336 triliun, meningkat 17% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Muljadi Suganda, Sekretaris Perusahaan KIJA, mengemukakan, Kendal menjadi kontributor utama, menandakan daya tarik kawasan tersebut sebagai pusat pertumbuhan industri yang menjanjikan. Penjualan properti dengan bangunan (rumah dan tanah, apartemen, ruang perkantoran, dan bangunan pabrik standar) dan sewa menghasilkan pendapatan sebesar Rp78,1 miliar.
Pendapatan dari Pilar Infrastruktur meningkat 34% menjadi Rp1,221 triliun untuk enam bulan pertama tahun 2025, dibandingkan dengan Rp908,1 miliar pada periode yang sama tahun 2024. Hal ini sebagian didorong oleh segmen ketenagalistrikan, yang tumbuh dari Rp584,9 miliar per Juni 2024 menjadi Rp849,1 miliar per Juni 2025. Ini didukung oleh peningkatan konsumsi listrik dari penyewa di Kendal dan Cikarang.
Selain itu, pendapatan dari segmen jasa dan pemeliharaan (air, air limbah, pengelolaan estate, dan lainnya) tumbuh 21% menjadi Rp250,2 miliar pada semester I 2025 dari Rp206 miliar pada semester I 2024 juga ditopang oleh tingginya aktivitas tenant di Kendal.
Terakhir, pendapatan dry port (CDP) meningkat dari Rp 117,1 miliar pada semester I 2024 menjadi Rp 21,3 miliar pada semester I 2025. Hal ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan bisnis pendukung.
Porsi pendapatan berulang dari pilar infrastruktur tercatat 45% dari total pendapatan, naik dari 38% pada tahun sebelumnya, karena pilar infrastruktur, dan segmen energi khususnya, tumbuh lebih cepat daripada pilar pengembangan lahan dan properti. Pendapatan pilar Leisure dan Hospitality tetap relatif stabil di angka Rp63,2 miliar, dimana kontribusi dari segmen golf 64% dari total pendapatan pilar ini.
Laba kotor meningkat 10% menjadi Rp1,117 triliun, dari Rp1,013 triliun di semester I 2024. Margin laba kotor konsolidasi turun menjadi 41% dari sebelumnya 43%, terutama karena peningkatan kontribusi pendapatan dari segmen Infrastruktur yang memiliki margin lebih rendah dibandingkan Land Development.
“Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp627,6 miliar pada semester I 2025, naik signifikan dari laba bersih sebesar Rp269,8 miliar pada semester I 2024. Hal ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan diatas dan penurunan biaya penjualan dan umum dan administrasi sebesar 11% dibandingkan tahun lalu. Perseroan mencatatkan rugi selisih kurs sebesar Rp22,5 miliar per Juni 2025, dibandingkan dengan rugi selisih kurs sebesar Rp280,7 miliar per Juni 2024,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (31/7/2025).
EBITDA Perseroan pada semester I 2025 tercatat sebesar Rp995,3 miliar, naik 16% dibandingkan dengan semester I 2024 yang mencatat EBITDA sebesar Rp856,3 miliar. Kenaikan EBITDA mencerminkan pertumbuhan penjualan yang kuat dengan kontrol biaya yang efisien.
Dalam hal penjualan pemasaran Land Development dan Properti, Perseroan mencapai Rp1,9 triliun pada semester I 2025, setara dengan 55% dari target tahunan 2025 dan naik 13% dibandingkan dengan Rp1,7 triliun pada semester I 2024.
Kontribusi dari Cikarang dan lainnya (keduanya termasuk JV) mencapai 28%, terutama berasal dari penjualan lahan seluas 4 hektar kepada perusahaan data center. Sementara itu, JV di Kendal menyumbang 72% dari total penjualan, yang ditopang oleh transaksi penjualan lahan masing-masing seluas 7 hektar kepada perusahaan bahan bangunan, serta 13 hektar dan 12 hektar kepada masing-masing perusahaan furnitur asal China dan Indonesia.
Target marketing sales Perseroan untuk tahun penuh 2025 adalah sebesar Rp3,5 triliun, dimana Rp1,25 triliun dari target tersebut berasal dari Cikarang dan lainnya (Rp800 miliar dari pengembangan lahan dan bangunan industri di Cikarang, dan Rp450 miliar dari property residensial dan komersial di Cikarang (termasuk Perusahaan Patungan) dan lainnya). Sisanya sebesar Rp2,25 triliun berasal dari perusahaan patungan kami di Kendal.