Selasa, Agustus 5, 2025
32 C
Jakarta

OJK: Kredit Tumbuh 7,77%, DPK Naik 6,96% pada Juni 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, kinerja intermediasi perbankan stabil dengan profil risiko yang terjaga. Pada Juni 2025, misalnya, kredit tumbuh 7,77% (Mei 2025: 8,43%) menjadi Rp8.059,79 triliun. Hal ini terungkap dalam keterangan resmi OJK di Jakarta, dikutip Selasa (05/8/2025).

Menurut OJK, berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi sebesar 12,53%, diikuti oleh kredit konsumsi 8,49%, sedangkan kredit modal kerja tumbuh 4,45% yoy. Ditinjau dari kepemilikan, kredit dari bank umum swasta nasional domestik tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 10,78% yoy.

Dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 10,78%, sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 2,18%,  di  tengah  upaya  perbankan  yang  berfokus  pada  pemulihan kualitas kredit UMKM.

Jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit ke beberapa sektor tercatat tumbuh tinggi secara tahunan mencapai double digit. Sektor pertambangan dan penggalian tercatat tumbuh 20,69%, sektor jasa tumbuh 19,17%, sektor transportasi dan komunikasi tumbuh 17,94%, serta sektor listrik, gas dan air tumbuh 11,23%.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh sebesar 6,96% pada Juni 2025 yoy (Mei 2025: 4,29% yoy) menjadi Rp9.329 triliun, dengan giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 10,35%, 6,84%, dan 4,19% yoy.

Penurunan BI Rate juga diikuti oleh penurunan suku bunga perbankan. Dibandingkan tahun sebelumnya, rerata tertimbang suku bunga kredit tercatat turun 11 bps menjadi 8,99%, utamanya didorong oleh penurunan suku bunga kredit produktif. Dari sisi penghimpunan dana, rerata tertimbang suku bunga DPK juga mulai menurun dibandingkan bulan lalu.

Likuiditas industri perbankan pada Juni 2025 tetap memadai, dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing 118,78% (Mei 2025: 110,33%) dan 27,05% (Mei 2025: 24,98%), masih di atas threshold masing-masing 50% dan 10%. Adapun Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di level 199,04.

Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,22% (Mei 2025: 2,29%) dan NPL net 0,84% (Mei 2025: 0,85%). Loan at Risk (LaR) menurun, tercatat 9,73% (Mei 2025: 9,93%). Rasio LaR tercatat stabil seperti di level sebelum pandemi.

Ketahanan perbankan juga tetap kuat tercermin dari permodalan (CAR) yang berada di level tinggi sebesar 25,81% pada Juni 2025 (Mei 2025: 25,48%), menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat untuk mengantisipasi kondisi ketidakpastian global.

Selanjutnya, porsi kredit Buy Now Pay Later (BNPL) perbankan tercatat sebesar 0,29% dari total kredit perbankan dan terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan.

Per Juni 2025, baki debet kredit BNPL sebagaimana dilaporkan dalam SLIK, tumbuh 29,75% yoy (Mei 2025: 25,41% yoy) menjadi Rp22,99 triliun, dengan jumlah rekening mencapai 26,96 juta (Mei 2025: 24,79 juta).

Artikel Terkait

IHSG Sesi I Stop di 7.536,611, Naik 0,96%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada...

Dorong Recurring Income, SWID Kebut Pembangunan Hotel The Royal Alana

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Manajemen PT Saraswanti Indoland Development Tbk...

Kinerja Semester I 2025 Solid, Venteny Fokus Inovasi Dorong Pertumbuhan Profit

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Venteny Fortuna International Tbk (VTNY),...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru