STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup melemah pada akhir perdagangan Senin sore (19/5/2025) waktu setempat. Investor tampak mencermati penurunan peringkat kredit Amerika Serikat oleh Moody’s dan serangkaian data ekonomi terbaru dari China.
Mengutip CNBC International, Moody’s pada Jumat lalu memangkas peringkat utang jangka panjang AS dari Aaa menjadi Aa1. Alasan utamanya adalah tantangan besar dalam pembiayaan defisit anggaran dan mahalnya biaya pelunasan utang di tengah suku bunga tinggi.
“Penurunan peringkat ini memperkuat kekhawatiran soal defisit dan utang AS yang terus membesar, meski isu ini sudah lama dibicarakan,” jelas Vasu Menon, Managing Director tim strategi investasi OCBC dalam catatannya.
Sementara itu, data ekonomi dari China juga menjadi perhatian utama pelaku pasar. Pertumbuhan penjualan ritel Negeri Tirai Bambu hanya naik 5,1% secara tahunan pada April. Angka ini di bawah perkiraan Reuters yang memproyeksikan pertumbuhan sebesar 5,5%.
Di sisi lain, produksi industri China tumbuh 6,1% pada April. Angka ini lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang berada di 5,5%, namun melambat dibandingkan pertumbuhan 7,7% pada Maret lalu.
Kinerja pasar saham Asia pun ikut tertekan. Indeks Hang Seng di Hong Kong turun tipis 0,05% ke level 23.332,72. Indeks CSI 300 di bursa saham China daratan melemah 0,48%.
Pasar Jepang juga bergerak ke zona merah. Indeks Nikkei 225 terkoreksi 0,68% ke level 37.498,63. Indeks Topix ditutup melemah 0,08% menjadi 2.738,39.
Bursa Korea Selatan ikut terseret. Indeks Kospi turun 0,89% ke level 2.603,42. Indeks Kosdaq yang berisi saham-saham berkapitalisasi kecil anjlok lebih dalam hingga 1,56% dan berakhir di posisi 713,75.
Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 di Australia melemah 0,58% ke level 8.295,1. Pertemuan dua hari bank sentral Australia atau Reserve Bank of Australia (RBA) juga menjadi perhatian pelaku pasar setempat.