STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Penjualan bersih PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) melonjak 123% jadi Rp1,16 triliun pada kuartal III 2024, dari Rp520,47 miliar pada kuartal III 2023. Lonjakan pendapatan PYFA didominasi oleh penjualan produk farmasi, esthetic dan jasa maklon yakni mencapai Rp1,29 triliun pada kuartal III 2024, dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp617,86 miliar.
Meski penjualan meroket, emiten farmasi beraset Rp5,89 triliun per September 2024 itu justru menderita kerugian sebesar Rp214,23 miliar pada kuartal III 2024, membengkak 302,59% dibanding rugi Rp53,21 miliar pada periode sama 2023.
Kerugian yang terjadi di tengah meroketnya penjualan PYFA, menurut laporan keuangan September 2024 yang dipublikasikan Jumat (01/11/2024), disebabkan antara lain oleh peningkatan beban penjualan dan pemasaran sebesar 21% jadi Rp165,35 miliar pada kuartal III 2024, dari Rp136,5 miliar periode sama 2023.
Selain itu, kerugian emiten farmasi ini diakibatkan oleh membengkaknya beban umum dan administrasi sebesar 101,8% jadi Rp159,49 miliar pada kuartal III 2024, dari Rp79,02 miliar pada kuartal III 2023. PYFA juga mengalami beban lain-lain bersih Rp83,49 miliar, dari sebelumnya pendapatan lain-lain sebesar Rp8,2 miliar.
Manajemen PYFA mengemukakan, pembengkakan rugi bersih Perseroan tersebut juga disebabkan oleh meningkatnya biaya one-time terkait aksi korporasi dan akuisisi Probiotec, serta biaya lainnya termasuk depresiasi aset.
Akumulasi berbagai beban di atas mengakibatkan emiten farmasi itu menderita rugi usaha sebesar Rp112,81 miliar pada kuartal III 2024. Di periode yang sama tahun 2023, PFYA membukukan laba usaha sebesar Rp16,03 miliar. (konrad)