Rabu, September 24, 2025
26.7 C
Jakarta

Perang Dagang AS-China Makin Memanas, Pasar Saham Eropa Ikut Ketar-KetiR

STOCKWATCH.ID (LONDON)  Bursa saham Eropa kembali rontok pada penutupan perdagangan Jumat (11/4/2025) waktu setempat. Penurunan ini menandai akhir pekan yang penuh gejolak, di tengah kekhawatiran yang makin membesar soal perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Mengutip CNBC International, indeks Stoxx 600, yang mencakup saham-saham di seluruh Eropa ditutup turun 0,1%. Padahal sehari sebelumnya indeks ini mencatatkan sesi terbaik sejak Maret 2022.

Di Inggris, indeks FTSE 100 justru naik 0,64%. Sementara FTSE 250 bergerak datar setelah data menunjukkan pertumbuhan ekonomi Inggris di bulan Februari jauh di atas ekspektasi.

Di sisi lain, pasar saham Jerman dan Prancis melemah. DAX Jerman turun 0,9%, dan CAC 40 Prancis terkoreksi 0,3%.

Kurs euro juga melonjak cukup tajam. Mata uang Eropa itu naik 1,3% terhadap dolar AS dan diperdagangkan di level sekitar US$1,134. Ini merupakan level tertinggi sejak Februari 2022.

Kenaikan euro ini terjadi setelah aksi beli besar-besaran pada hari Kamis. “Investor sedang mencari perlindungan di mata uang yang dianggap lebih stabil,” kata seorang analis pasar Eropa.

Sektor industri, teknologi, dan energi masih tertekan. Sebaliknya, sektor yang dianggap lebih aman seperti utilitas dan barang konsumsi tahan lama justru menguat.

Pekan ini memang cukup liar untuk pasar global, termasuk Eropa. Investor terus bereaksi terhadap kebijakan dagang yang berubah-ubah dari Presiden AS, Donald Trump.

Awalnya, Trump menerapkan tarif baru yang disebut sebagai tarif timbal balik. Tapi kemudian tarif itu disederhanakan menjadi tarif tunggal 10% selama 90 hari, sambil membuka ruang negosiasi dengan hampir 90 negara.

Namun, tarif untuk barang-barang asal China justru dinaikkan hingga 145%. Para ekonom menilai angka setinggi ini secara efektif memutus jalur perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia.

Tak tinggal diam, China membalas pada Jumat dengan menaikkan tarif untuk barang AS dari 84% menjadi 125%. Situasi ini makin memicu kepanikan pelaku pasar.

Artikel Terkait

Bursa Asia Ditutup Bervariasi, Taiwan Catat Rekor Tertinggi Usai Reli Teknologi

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik bergerak bervariasi pada...

Wall Street Cetak Rekor Baru Lagi, Investor Mulai Waspadai Risiko

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup menguat dan mencetak rekor...

Bursa Eropa Melemah, Saham Porsche Anjlok 7% Usai Pangkas Proyeksi

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup melemah pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru