STOCKWATCH.ID (SINGAPURA) – Bursa saham Asia-Pasifik mengalami pergerakan yang bervariasi pada penutupan perdagangan hari Senin sore (14/10/2024) waktu setempat. Investor masih menganalisis kebijakan stimulus ekonomi yang diumumkan China sambil menunggu rilis data ekonomi penting dalam waktu dekat. Saham-saham di China mengalami kenaikan tajam, sementara pasar Hong Kong justru tertekan
Mengutip CNBC International, di China, indeks CSI 300melonjak 1.9% dan ditutup di level 3,691.3 poin. Kenaikan ini terjadi setelah pengumuman stimulus ekonomi dari pemerintah pada akhir pekan. Meskipun perdagangan sempat tidak stabil, pasar China akhirnya ditutup positif.
Sebaliknya, di Hong Kong, indeks Hang Seng turun 0.9% setelah bergerak bolak-balik antara kenaikan dan penurunan. Investor di Hong Kong masih menanggapi secara hati-hati janji stimulus dari China.
Perbedaan kinerja juga terlihat di sektor-sektor utama Hong Kong. Indeks Properti Daratan Hang Seng naik 2.5%, sementara Indeks Teknologi Hang Seng turun 1.7%, menunjukkan kontras yang jelas antara sektor properti dan teknologi di tengah ketidakpastian ekonomi.
Selain itu, Menteri Keuangan China, Lan Fo’an, menyatakan bahwa pemerintah memiliki ruang untuk memperbesar defisit anggaran. Hal ini memicu spekulasi bahwa China akan meningkatkan utang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Di sisi lain, kekhawatiran tentang deflasi di China semakin nyata. Pada September, Indeks Harga Konsumen (CPI) hanya naik 0.4% secara tahunan, laju terendah dalam tiga bulan. Sementara itu, Indeks Harga Produsen (PPI) turun 2.8%, penurunan terbesar dalam enam bulan terakhir.
Di pasar Asia lainnya, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0.47% ke 8,252.8 poin, sementara pasar Taiwan naik 0.32% dan ditutup di 22,975.29 poin. Di Korea Selatan, indeks Kospi menguat lebih dari 1% dan berakhir di 2,623.29 poin, sementara Kosdaq hampir tidak berubah di 770.26 poin.
Pasar juga menantikan data perdagangan China untuk bulan September. Ekspor diprediksi tumbuh 6%, lebih lambat dibandingkan dengan 8.7% pada Agustus, sementara impor diperkirakan naik tipis 0.9%.