STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Coal Power Generation Company Bangladesh Limited (CPGCBL). Proyek ini terkait pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas 500 MW di Moheshkhali dan area potensial lainnya di Bangladesh.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Abul Kalam Azad, Managing Director CPGCBL, dan Fadli Rahman, Pelaksana Tugas CEO Pertamina NRE. Acara ini berlangsung di Crystal Ballroom, Hotel Intercontinental, Dhaka, Bangladesh, pada Senin (15/7). Turut hadir juga Nelwin Aldriansyah, Chief Financial Officer Pertamina NRE, yang menyaksikan penandatanganan tersebut.
Nota Kesepahaman ini merupakan tindak lanjut dari MoU antara pemerintah Indonesia dan Bangladesh yang ditandatangani pada tahun 2017. Kedua perusahaan energi ini telah melakukan studi kelayakan untuk proyek ini. MoU ini juga mencakup pembangunan fasilitas pendukung dan menjadi dasar pengembangan kerja sama lainnya berdasarkan syarat dan ketentuan yang telah disepakati.
Kerja sama strategis ini menandai langkah penting menuju pemanfaatan solusi energi terbarukan dan pengembangan infrastruktur di Bangladesh. Nelwin Aldriansyah mengungkapkan bahwa kerja sama ini akan meningkatkan kemampuan operasional dan mendukung keamanan energi nasional Bangladesh. Pertamina NRE memiliki pengalaman dan kemampuan dalam mengelola portofolio energi bersih yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan dan inovasi bersama.
Abul Kalam Azad, Managing Director CPGCBL, menyampaikan antusiasmenya atas kerjasama ini. Menurutnya, Pertamina NRE memiliki pengalaman yang mumpuni di Indonesia dalam pengelolaan energi bersih. Ia berharap kerja sama ini dapat mendorong pengembangan energi bersih di Bangladesh dan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
CPGCBL adalah perusahaan milik pemerintah Bangladesh yang bertujuan untuk menghasilkan listrik. Perusahaan ini didirikan sebagai perusahaan publik dan memiliki mandat untuk menjalankan proyek pembangunan pembangkit listrik di bawah berbagai kebijakan pemerintah.
Penandatanganan MoU ini merupakan tonggak penting dalam perjalanan Bangladesh menuju masa depan energi berkelanjutan. Bangladesh bangga dapat bermitra dengan Pertamina NRE, bagian dari PT Pertamina (Persero), yang masuk dalam jajaran Fortune 500. Kemitraan ini diharapkan membawa kemajuan signifikan di sektor energi terbarukan dan berkontribusi pada ketahanan energi dan keberlanjutan di masa depan.
Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), menyatakan bahwa kerja sama ini adalah bagian dari upaya Pertamina NRE untuk ekspansi bisnis di luar negeri. Pertamina NRE berkomitmen untuk berinvestasi dalam teknologi dan infrastruktur inovatif guna mendukung transisi energi.
Pertamina NRE saat ini mengoperasikan lebih dari 2,7 Gigawatt portofolio pembangkit listrik, termasuk gas to power, solar PV, geothermal, dan biogas. Dengan kolaborasi ini, Pertamina NRE menegaskan dedikasinya dalam membangun kemitraan strategis nasional dan internasional untuk transisi energi yang berkeadilan.
Pertamina berkomitmen mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan program-program yang mendukung Sustainable Development Goals (SDGs). Semua upaya ini sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasional Pertamina.