Jumat, November 28, 2025
33.6 C
Jakarta

Petrosea (PTRO) Bidik Pendapatan US$1,4 Miliar pada 2026, Pasca Akuisisi HBS dan Grup Hafar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Petrosea Tbk (PTRO) membidik pendapatan sekitar US$1,4 miliar pada 2026. Target ini naik 41% dibandingkan bidikan pendapatan sebesar US$991 juta pada 2025.

Anto Broto, Sekretaris Perusahaan PTRO, mengemukakan, Perseroan memperkirakan pendapatan di tahun 2025 tumbuh sekitar 43,4% dari realisasi pendapatan sebesar US$691 juta pada 2024.

“Perseroan memperkirakan EBITDA pada 2025 dan 2026 masing-masing US$203 juta dan US$306 juta. Sedangkan EBITDA margin di tahun 2025 dan 2026 masing-masing diperkirakan 20,49% dan 21,89%,” katanya dalam materi paparan publik yang disampaikan ke BEI, dikutip Kamis (02/10/2025).

Pertumbuhan pendapatan dan EBITDA PTRO meningkat pada tahun 2025 dan 2026. Perkiraan ini sebagai akibat dari pertumbuhan organik PTRO serta perluasan pangsa pasar baru. Ini sejalan dengan akuisisi HBS dan Grup Hafar.

Sejalan dengan penyelesaian akuisisi Grup HBS dan Grup Hafar, PTRO diperkirakan akan mencatatkan pendapatan dari luar Indonesia sebesar 6% pada tahun 2026.

Selanjutnya, PTRO diperkirakan akan mencatatkan pendapatan dari unit bisnis EPCI lepas pantai sebesar 4% dan 6% dari Pendapatan PTRO pada 2025 dan 2026. Sementara kontribusi dari bisnis Jasa Pertambangan diperkirakan akan terus meningkat menjadi 49% pada 2026 sejalan dengan pertumbuhan organik Perusahaan.

“Pendapatan secara mineral diperkirakan akan terdiversifikasi sejalan dengan berkurangnya exposure terhadap minyak dan gas dengan peningkatan exposure dari mineral lain,” katanya.

Hingga semester I 2025, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk terkoreksi 18,2% menjadi US$1,08 juta, dari periode yang sama tahun 2024 sebesar US$1,32 juta. Padahal, pendapatan emiten jasa pertambangan milik Prajogo Pangestu ini tumbuh 10,4% menjadi US$351,11 juta pada semester I 2025, dari US$318,02 juta di semester I 2024.

Kontribusi segmen konstruksi dan rekayasa tumbuh menjadi US$159,3 juta, diikuti sumbangan dari segmen penambangan sebesar US$158,5 juta, dan segmen jasa US$15,5 juta. Penjualan batu bara juga menghasilkan pendapatan hingga US$16,4 juta, meski turun dari US$26 juta di periode yang sama tahun lalu.

Laba kotor juga naik 21% menjadi US$49,17 juta dari sebelumnya US$40,67 juta, dan EBITDA pun melonjak 51,2% menjadi US$71,1 juta. Namun, kerugian kurs asing dan beban pajak PTRO membengkak pada semester I 2025 sehingga membebani laba bersih Perseroan.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Andalkan Proyek Pemerintah dan Bisnis Modular, WEGE Bidik Kontrak Baru Rp3 Triliun Tahun Depan

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) — Kondisi ekonomi yang menantang tidak menyurutkan...

Chandra Asri Raih Pembiayaan US$750 Juta Buat Akuisisi SPBU ExxonMobil di Singapura

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Chandra Asia Pacific Tbk (TPIA) ...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru