STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT PP Presisi Tbk (PPRE) menargetkan total kontrak yang akan diraih (order book) pada tahun 2024 sebesar Rp15 triliun. Demikian dikemukakan I Gede Upksa Negara, Direktur Utama PPRE dalam keterbukaan informasi ke BEI, dikutip Rabu (27/12).
I Gede mengemukakan, pendapatan PPRE ditargetkan Rp5,8 triliun pada 2024. “Jika dilihat struktur pada 2024 dengan nilai kontrak yang sudah diperoleh saat ini dan juga dengan nilai rencana order book tahun depan sebesar Rp8 triliun, sehingga PPRE memiliki order book sekitar Rp15 triliun. Kami menargetkan revenue kurang lebih Rp5,8 triliun dengan total cash in kurang lebih Rp3,8 triliun pada 2024,” katanya.
Kemudian, PPRE menargetkan capex pada 2024 sebesar Rp920 miliar. Sebagian besar capex akan digunakan untuk alat-alat mining, sehingga komposisi alat-alat mining akan diinvestasikan sebesar Rp880 miliar. Sisanya sebagian kecil untuk mendukung pekerjaan civil work kurang lebih Rp 85 miliar, dan juga Perusahaan akan membangun system IT di kantor pusat PP Presisi maupun di unit-unit equipment akan dilengkapi dengan system IT agar mudah melakukan control dan juga lebih safety.
Adapun untuk sumber capex sebesar dari Rp900 miliar sumbernya dari obligasi sebesar kurang lebih Rp800 miliar. Obligasi tersebut merupakan obligasi berkelanjutan tahap 1 yang sudah diluncurkan di tahun 2022. Sehingga secara perijinan dan secara dokumentasi sudah siap untuk diterbitkan pada 2024 dengan target perolehan sekitar Rp800 miliar, sisanya berasal dari penjualan PP Presisi Rp5,9triliun yang dapat menghasilkan cash in di sekitar kurang lebih Rp3,8- Rp 4triliun.
Terkait dengan prospek bisnis PPRE di tahun politik, I Gede menjelaskan, apabila PPRE masih bergerak hanya di bisnis Infrastruktur kemudian masih mengandalkan APBN, akan sangat-sangat dipengaruhi oleh tahun politik.
Akan tetapi, dengan beralihnya PPRE ke sektor mining, otomatis tidak berimbas pada tahun politik, karena smelter telah dibangun. Produksinya juga pasti membutuhkan ore dan PPRE merupakan kontraktor mining yang memproduce ore getting, sehingga PPRE optimis dengan masuk ke industry mining bisnisnya bisa terjaga dengan baik.
“Kontrak yang ditargetkan di tahun depan mencapai Rp8 triliun dan Rp5,2 triliun berasal dari sektor mining. Tahun depan, PPRE menargetkan penjualan dari order book tahun ini dan perolehan kontrak baru di tahun 2024 sekitar Rp5,9 triliun. Ini terdiri dari Rp4,3 triliun dari project-project carry over tahun 2023 dan Rp1,5 triliun dari project-project di tahun 2024,” katanya.