STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Saham PT Mitra Pack Tbk (PTMP) resmi dicatatkan dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (6/3/2023). Pada saat pembukaan perdagangan, saham PTMP menguat Rp14 (11,67%) menjadi Rp135 dibandingkan harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) Rp120/saham.
Adapun volume perdagangan saham PTMP di pasar reguler saat itu mencapai 49,15 juta unit senilai Rp6,45 miliar. Sedangkan frekuensi perdagangan saham sebanyak 3.087 kali.
Pada penutupan perdagangan di BEI, saham PTMP berakhir menghijau dengan ditutup naik Rp23 (19,17%) menjadi Rp143 dari harga IPO Rp120/saham. Sepanjang jam perdagangan, saham PTMP ditransaksikan pada kisaran harga antara Rp125-145 per saham.
Volume perdagangan saham PTMP di pasar reguler saat penutupan perdagangan mencapai 579.60 juta unit senilai Rp80,34 miliar. Sedangkan frekuensi perdagangan saham sebanyak 50,835 kali.
PTMP menjadi emiten ke-23 tahun 2023 atau perusahaan tercatat ke 848 di BEI. Perseroan melepas sebanyak 800 juta saham biasa. Itu mencapai 25,24% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO saham.
Dari aksi korporasi ini, Perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha perdagangan sebagai distributor resmi dan penyewaan barang-barang industri pengemasan termasuk suku cadang dan service seperti coding, marking, labeling dan product inspection system serta shrink-packaging, protective packaging, food packaging dan pharmaceutical (blister) packaging melalui Perusahaan anak meraup tambahan modal sebesar Rp96 miliar.
Menurut Ardi Kusuma, Direktur Utama PTMP, seluruh dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja Perseroan. Itu antara lain untuk peningkatan persediaan barang regular (pembelian consumable, mesin printer dan sparepart), pengembangan pasar dalam hal perluasan pelanggan sewa di sector penyewaan, penambahan dan pengembangan produk baru; dan untuk pemasaran dan marketing.
“Target revenue 2023 kami yakin akan tumbuh luar biasa. Dari sales, kami targetkan meningkat antara 20-25% tahun ini. Sedangkan net profit (laba bersih) kami perkirakan meningkat 15-20%,” jelas Ardi.
