STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia berakhir beragam pada penutupan perdagangan hari Jumat sore (22/11/2024) waktu setempat. Sebagian besar pasar mencatatkan kenaikan, namun saham China anjlok tajam.
Mengutip CNBC International, indeks saham di Asia dipengaruhi sentimen positif dari Wall Street. Indeks S&P 500 di AS mencatatkan kenaikan empat hari berturut-turut, memberi angin segar bagi pasar global.
Namun, di China, kondisi berbeda. Indeks CSI 300 merosot 3,06% ke level 3.865,7. Hang Seng di Hong Kong juga turun 1,89% ke 19.229,97. Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran investor terkait kebijakan tarif perdagangan AS-China yang belum jelas.
Pasar Jepang justru bergerak solid. Indeks Nikkei 225 naik 0,68% ke 38.283,85, sementara Topix menguat 0,51% ke 2.696,53. Data inflasi inti Jepang yang naik 2,3% pada Oktober sedikit melampaui ekspektasi pasar, memberikan sentimen positif.
Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,83% ke 2.501,24. Namun, indeks Kosdaq melemah 0,54% dan berakhir di level 677,01, karena sektor teknologi kecil masih menghadapi tekanan.
Australia juga mencatatkan kenaikan. Indeks S&P/ASX 200 menguat 0,85% ke 8.393,8. Pasar merespons positif tanda-tanda pemulihan ekonomi global.
Singapura mencatatkan kejutan positif dengan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga yang mencapai 5,4% secara tahunan. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 3% di kuartal sebelumnya. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Singapura pun dinaikkan menjadi 3,5% untuk tahun ini.
Meski sebagian besar pasar Asia bergerak positif, perhatian tetap tertuju pada China. Investor menunggu kejelasan lebih lanjut dari pemerintah China, tetapi kemungkinan langkah stimulus besar tidak akan diumumkan sebelum Maret.