Rabu, September 24, 2025
26.6 C
Jakarta

Saham BRIS Naik 10,62% Sejak Awal 2025, Tembus Rekor All-Time High SepanjangTahun Ini

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI mencetak all-time high (ATH) atau rekor tertinggi sepanjang 2025. Pada penutupan perdagangan Jumat, (7/2/2025), harga saham BRIS naik Rp140 atau 4,86%, menjadi Rp3.020 per lembar. Volume transaksi saham BRIS tercatat mencapai 45,69 juta saham dengan total nilai transaksi Rp136,98 miliar. Saham ini diperdagangkan sebanyak 15.542 kali.

Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar, mengatakan sepanjang tahun ini, saham BRIS sudah naik 10,62% (YTD). Kenaikan ini menjadikannya yang tertinggi di sektor perbankan. Pada Jumat, volume perdagangan BRIS tercatat sebagai salah satu saham penggerak utama di indeks LQ45.

“Kenaikan harga saham BRIS sejalan dengan inflow dari investor asing sebesar Rp180.8 miliar sepanjang 2025,” jelas Wisnu, di Jakarta, akhir pekan ini.

Menurut Wisnu, ekspektasi kinerja positif BSI didorong oleh transformasi digital dan peningkatan pangsa pasar. “Kedepannya bisnis emas akan menjadi new growth engine di segmen pembiayaan konsumer dan bagian dari diversifikasi portofolio untuk menjaga stabilitas pendapatan perusahaan. Sementara dari sisi funding, BSI akan memfokuskan dana murah dari produk haji,” tandasnya.

BSI Catat Laba Bersih Rp7 Triliun di 2024, Naik 22,85%

BSI mencatat laba bersih Rp7,006 triliun pada 2024. Angka ini naik 22,85% dibandingkan laba tahun sebelumnya yang sebesar Rp5,703 triliun.

Kenaikan laba ini mendorong peningkatan laba bersih per saham sebesar 22,83%. Dari Rp123,65 per saham pada 2023 menjadi Rp151,88 per saham pada 2024.

Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2024, pertumbuhan laba ini didorong oleh peningkatan pendapatan setelah distribusi bagi hasil. Pendapatan tersebut mencapai Rp18,578 triliun, naik 8,21% dari Rp17,169 triliun pada 2023.

Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), simpanan wadiah naik 9,65% menjadi Rp74,427 triliun. Tahun sebelumnya, angkanya sebesar Rp67,874 triliun. Dana ini terdiri dari giro Rp19,147 triliun dan tabungan Rp55,280 triliun.

Sementara itu, dana investasi non-profit sharing juga meningkat 12% menjadi Rp253,027 triliun. Kenaikan ini berasal dari pertumbuhan giro Rp37,188 triliun, tabungan Rp85,254 triliun, dan deposito Rp130,584 triliun.

Hingga akhir 2024, total aset BSI mencapai Rp408,613 triliun, naik 15,55% dari tahun sebelumnya. Total ekuitas tumbuh 16,27% menjadi Rp45,042 triliun, sementara total liabilitas meningkat 15,46% menjadi Rp363,572 triliun.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengatakan tahun 2024 menjadi periode yang menantang. Kondisi ekonomi global masih penuh ketidakpastian, likuiditas ketat, dan persaingan pasar semakin ketat. Di tengah situasi ini, BSI tetap fokus untuk bergerak cepat dan inovatif. Transformasi digital terus diperkuat, sementara pertumbuhan pembiayaan dijaga agar tetap berkualitas.

“Alhamdulillah, kinerja yang dicapai menggembirakan bahkan melebihi ekspektasi di tengah ketidakpastian ekonomi global. BSI, setiap tahun sejak lahir hingga saat ini, selalu tumbuh di atas pertumbuhan industri,” ujar Hery.

Hery mengatakan, kinerja impresif BSI pada 2024 merupakan hasil dari strategi yang dijalankan sepanjang tahun. Bank ini fokus memperbaiki infrastruktur transaction banking dengan meluncurkan BYOND by BSI serta menambah mesin ATM/CRM, EDC, BSI Agent, dan merchant QRIS. Selain itu, BSI juga mengembangkan bisnis berbasis emas, tabungan haji, bancassurance, dan treasury.

Hery menambahkan langkah tersebut terbukti efektif. BSI berhasil mempertahankan kinerja dengan pertumbuhan yang konsisten di atas industri perbankan, dengan fundamental yang kuat.

Pembiayaan BSI Tembus Rp278 Triliun, Naik 15,88%

BSI mencatat penyaluran pembiayaan sebesar Rp278,48 triliun pada 2024. Angka ini tumbuh 15,88% dibanding tahun sebelumnya.

Berdasarkan segmen, pembiayaan wholesale mencapai Rp77,22 triliun atau naik 14,38%. Pembiayaan ritel sebesar Rp49,38 triliun tumbuh 16,86%. Sementara itu, pembiayaan konsumer tercatat Rp151,88 triliun, meningkat 16,34%.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi menekankan pentingnya keseimbangan antara permintaan dan ketersediaan layanan. “BSI ini punya demand side yang luar biasa kuat, untuk itu kami terus meningkatkan dan memperbaiki sisi supply. Supply ini adalah dari sisi produk hingga distribution channel, tidak hanya cabang tetapi juga elektronik channel seperti ATM, mobile banking, QRIS dan lainnya,” ujarnya.

Pengelolaan pembiayaan yang tepat turut meningkatkan kualitas pembiayaan. Hingga akhir 2024, rasio pembiayaan bermasalah (NPF gross) turun menjadi 1,90%. Cost of credit (CoC) juga membaik ke level 0,83%.

Dari sisi profitabilitas, BSI mencatat rasio return on equity (ROE) sebesar 17,77%. Rasio return on asset (ROA) berada di level 2,49%.

Hery menegaskan bahwa pencapaian ini ditopang oleh rasio keuangan yang solid. “Sejumlah indikator keuangan lainnya menunjukkan pencapaian kinerja yang tidak kalah solid, yang menopang pencapaian bottom line,” katanya.

Artikel Terkait

Radiant Ruby Siap Akuisisi 80% Saham Agung Menjangan (AMMS)

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) -  Radiant Ruby Company Ltd, berencana mengambil-alih...

Trimegah Sekuritas Siap Terbitkan Obligasi Rp500 Miliar, Dananya Buat Ini

STOCKWATCH.ID (JAKARTA)- Obligasi Berkelanjutan II PT Trimegah Sekuritas Indonesia...

IHSG Ukir Rekor Baru, Naik 1,06% Tembus 8.100 Berkat Sederet Saham Ini, Ada BUMI dan DEWA

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Dibuka menguat di 8.066,295, Indeks Harga...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru