STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia turun tipis pada penutupan perdagangan Selasa (10/6/2025) waktu setempat, atau Rabu pagi (11/6/2025) WIB. Investor masih menunggu perkembangan negosiasi antara Amerika Serikat dan China yang bisa meredakan ketegangan dagang dan berdampak pada permintaan aset aman seperti emas.
Mengutip CNBC International, harga emas di pasar spot tercatat melemah 0,1% menjadi US$3.324,55 per ons troi. Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat turun 0,3% dan ditutup di level US$3.343,40 per ons troi.
Kenaikan indeks dolar AS sebesar 0,2% terhadap mata uang utama lainnya juga turut menekan harga emas. Dolar yang lebih kuat membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
“Selama beberapa sesi terakhir, kami melihat emas bergerak turun dari level tertingginya. Ini sebagian besar karena optimisme atas negosiasi antara China, AS, Inggris, dan Rusia,” ujar David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures.
Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, mengatakan bahwa pembicaraan dengan China berjalan baik. Pertemuan tersebut berlangsung di London dan memasuki hari kedua. Fokus utama pembahasan adalah kontrol ekspor yang berpotensi memicu ketegangan baru antara dua negara tersebut.
Jika kesepakatan dagang tercapai, maka daya tarik emas sebagai aset lindung nilai bisa melemah. Emas biasanya diminati saat kondisi ekonomi dan geopolitik tidak menentu.
“(Investor) masih menunggu koreksi harga, mungkin di sekitar US$3.100 per ons, tapi sekarang semuanya menunggu hasil dari pembicaraan dengan China,” kata Bob Haberkorn, Senior Market Strategist di RJO Futures.
Selain memantau perkembangan negosiasi, pelaku pasar juga menanti data Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat yang akan dirilis Rabu ini. Data tersebut akan memberikan gambaran mengenai tekanan inflasi dan arah kebijakan suku bunga selanjutnya.
Tak hanya emas, logam mulia lainnya juga mengalami tekanan.
Harga perak spot turun 0,5% ke US$36,53 per ons troi. Platinum juga melemah 0,5% ke US$1.213,08 setelah sempat menyentuh level tertingginya sejak Mei 2021. Sementara palladium anjlok 1,2% menjadi US$1.061,85 per ons troi.
“Lonjakan harga platinum didorong oleh kekhawatiran pasokan, minat spekulatif, dan kenaikan umum pada sektor logam mulia,” jelas Alexander Zumpfe, pedagang logam mulia di Heraeus Metals Jerman.
“Palladium tertinggal karena permintaan yang lebih sempit dan daya tarik investasi yang lebih lemah,” tambahnya.