STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street mengalami gejolak hebat pada penutupan perdagangan hari Senin (3/2/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (4/2/2025) WIB.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, sempat ambles 665,6 poin atau 1,5% di awal sesi sebelum akhirnya ditutup turun 122,75 poin atau 0,28% di level 44.421,91. Indeks S&P 500 (SPX) melemah 0,76% atau 45,96 poin menjadi 5.994,57. Sementara itu, Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, tertekan paling dalam dengan penurunan 1,2% atau 235,49 poin mencapai 19.391,96.
Penyebabnya adalah kebijakan mengejutkan dari Presiden Donald Trump yang tiba-tiba menetapkan tarif 25% pada barang impor dari Kanada dan Meksiko, serta tambahan 10% untuk produk asal Tiongkok. Keputusan ini memicu kepanikan di pasar dan aksi jual besar-besaran di bursa global.
Namun, situasi mulai berubah setelah Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengunggah pernyataan di media sosial. Ia mengatakan telah berbicara dengan Trump dan mencapai kesepakatan yang menghormati hubungan kedua negara serta kedaulatan masing-masing.
Tak lama kemudian, Trump mengonfirmasi bahwa tarif terhadap Meksiko ditunda satu bulan. Ia juga menyebut bahwa Meksiko setuju mengirimkan 10.000 tentara ke perbatasan untuk menekan arus migrasi ilegal.
Kabar ini membuat investor sedikit lega. ETF iShares MSCI Mexico (EWW), yang melacak pergerakan saham Meksiko, langsung melesat lebih dari 2%.
Meski begitu, ketidakpastian masih membayangi. Trump dikenal sering menggunakan tarif sebagai alat negosiasi.
“Dari sudut pandang ekonomi, lebih mudah bagi Kanada dan Meksiko untuk memberikan konsesi daripada harus berhadapan langsung dengan Trump,” ujar Thierry Wizman, analis global dari Macquarie. Ia menilai tekanan politik dan pasar bisa memaksa semua pihak mencari solusi, seperti yang terjadi pada 2018.