STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kembali membuat kejutan. Pada penutupan perdagangan hari Jumat (29/11/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (30/11/2024) WIB, indeks utama Amerika Serikat berhasil mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Pasar saham semakin bergairah meskipun sesi perdagangan berlangsung lebih singkat karena libur Thanksgiving.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, melonjak 188,59 poin atau 0,42% menjadi 44.910,65. Ini merupakan level tertinggi DJIA sepanjang masa. Indeks S&P 500 (SPX) naik 33,64 poin atau 0,56% mencapai 6.032,38. Ini sekaligus mencetak rekor baru bagi indeks tersebut. Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, mencatat kenaikan lebih tajam dengan tambahan 157,69 poin atau 0,83% menyentuh level 19.218,17.
Saham-saham semikonduktor menjadi motor penggerak kenaikan. Nvidia naik lebih dari 2%, sementara Lam Research melonjak lebih dari 3%. Bahkan, ETF semikonduktor iShares Semiconductor (SOXX) naik 1,3%. Penguatan ini dipicu oleh kabar bahwa pemerintah AS sedang mempertimbangkan kebijakan baru terkait ekspor alat semikonduktor ke China.
Kenaikan ini tidak hanya terjadi di sektor tertentu. Sebanyak 60% saham dalam S&P 500 ditutup di zona hijau. Hal ini menunjukkan penguatan pasar yang meluas.
Kinerja mingguan pun tidak kalah mengesankan. Dow Jones naik 1,4%, sementara S&P 500 dan Nasdaq masing-masing menguat 1,1%. Sepanjang November, Dow melesat 7,5%, S&P 500 naik 5%, dan Nasdaq menguat 6%.
Saham berkapitalisasi kecil di indeks Russell 2000 bahkan mencatat lonjakan lebih besar. Indeks ini naik 10,8% selama November. Lonjakan ini dipicu optimisme pasar terhadap rencana pemotongan pajak yang dijanjikan Presiden terpilih Donald Trump.
Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird Private Wealth Management, menilai momentum bullish pasar masih sangat kuat. “Sulit untuk meragukan penguatan ini, apalagi dengan berbagai faktor pendukung yang tetap ada hingga akhir tahun,” ujarnya.
Ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve juga memperkuat sentimen pasar. Menurut CMEGroup, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Desember mencapai 66%.