STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Rabu (19/3/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (20/3/2025) WIB. Investor merespons positif keputusan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), yang tetap mempertahankan proyeksi dua kali pemangkasan suku bunga pada tahun ini.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York naik 383,32 poin atau 0,92% menjadi 41.964,63. Indeks S&P 500 (SPX) bertambah 60,63 poin atau 1,08% menuju level 5.675,29. Sementara itu, Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, melonjak 246,67 poin atau 1,41% mencapai 17.750,79.
The Fed tetap mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25%-4,5%, sesuai dengan ekspektasi pasar. Namun, bank sentral menegaskan bahwa ketidakpastian ekonomi masih tinggi.
Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan ekonomi AS tetap solid meski inflasi masih di atas target. “Ekonomi secara keseluruhan kuat dan telah mencatat kemajuan signifikan dalam dua tahun terakhir. Kondisi pasar tenaga kerja tetap stabil, dan inflasi semakin mendekati target jangka panjang 2%, meski masih sedikit tinggi,” ujarnya dalam konferensi pers.
Pernyataan Powell menenangkan pelaku pasar yang sebelumnya khawatir dengan ketidakpastian arah kebijakan moneter. Investor juga menilai dampak tarif impor yang diberlakukan baru-baru ini terhadap inflasi hanya bersifat sementara.
Michael Green, Kepala Strategi di Simplify Asset Management, menilai keputusan The Fed sesuai dengan ekspektasi pasar. “Informasi yang disampaikan hampir persis seperti yang diharapkan. Kami telah melihat pola musim panas dengan inflasi lebih lemah dari perkiraan, sementara musim dingin dan musim semi lebih tinggi. Ini menunjukkan ada faktor musiman yang belum sepenuhnya terakomodasi,” katanya kepada CNBC.
Keputusan The Fed diambil di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan mitra dagang utama. Presiden Donald Trump sebelumnya menerapkan tarif baru terhadap produk impor dari Kanada, Meksiko, dan China, yang kemudian dibalas dengan kebijakan serupa dari negara-negara tersebut.
Sebelumnya, pasar saham mengalami tekanan pada Selasa (18/3), dengan aksi jual yang cukup besar setelah dua hari reli. Saat ini, Dow Jones dan S&P 500 masing-masing turun lebih dari 6% dan 7% dari level tertingginya. Nasdaq bahkan masih terkoreksi sekitar 12% dari rekor penutupan sebelumnya.
Meski masih ada tantangan, keputusan The Fed memberikan angin segar bagi investor. Harapan pemangkasan suku bunga di sisa tahun ini bisa menjadi katalis positif bagi pasar keuangan ke depan.